Kisah Jagoan Tulen adalah kisah tentang pendekar di rimba persilatan Jakarta pada masa lampau (penjajahan) yang masih didominasi oleh suku Betawi. Kisah ini menggambarkan seorang pendekar muda yang memiliki kemampuan persilatan tinggi yang bernama Baharuddin dalam upayanya membasmi kejahatan terutama dikalangan kaum jawara dan para centeng atau preman yang biasanya memiliki kaitan dengan orang orang yang berpengaruh dan memiliki kekuasaan.
Selain dengan para jawara pribumi, dalam kisah ini juga digambarkan suasana Batavia pada masa penjajahan Belanda. Juga ada kalangan perantau-perantau dari bangsa lain yang umumnya didominasi kaum beretnis Tionghoa yang berdagang dan memiliki perkampungan sendiri (Pecinan atau Chinatown), Portugis, Arab dan lain-lain serta hubungan dan interaksinya terutama seperti intrik-intrik, persaingan, kekerasan dan kekuasaan sehingga dalam ceritanya ada pendekar, centeng, polisi (opas), pejabat pemerintah, kapitan atau letnan dari kalangan pecinan dan lain-lain.
Kisah ini pernah ditulis dalam bentuk cerita bergambar di harian Suara Karya pada dekade 1980 dan 1990-an awal dan memiliki beberapa serial diantaranya Si Ganjen Topeng Betawi dan Kembang-Kembang Mayit.