J. Anto atau dikenal dengan nama Buntomi adalah wartawan, aktivis dan penulis berkebangsaan Indonesia.[2][3]
Awal karier
J. Anto aktif menulis untuk berbagai majalah dan surat kabar di Semarang dan Jakarta sejak mahasiswa, antara lain Suara Merdeka, Wawasan, Berita Nasional, Suara Pembaruan dan sebagainya.[2] Kiprahnya di media terutama adalah untuk menyuarakan gerakan anti-diskriminasi dan perjuangan hak asasi manusia.[2] Karena berurusan dengan pemerintah Orde Baru, J. Anto pindah dari Jawa ke Sumatera Utara.[2]
Ia sempat bekerja sebagai wartawan majalah TIARA (1991-1993) dan koresponden majalah D&R untuk wilayah Sumatera Utara (1998-1999). Di Sumatera Utara, ia dikenal sebagai pemerhati sejarah dan isu-isu sosial dan lingkungan masyarakat lokal.
Bibliografi
- Limbah Pers di Danau Toba (2001)
- Media Pers Menghadapi Gurita Indorayon (2001)
- Membangun Peradaban Bersama Masyarakat Marjinal (2003)
- Menolak Menjadi Miskin (2004)
- Gerakan Rakyat Porsea Melawan Konspirasi Gurita Indorayon (bersama Benget Silitonga, 2004)
- Labirin Politik (2004)
- Perempuan Sumut Menapak Belantara Politik (bersama Dina Lumbantobing, 2004)
- Pers Bebas Tapi Dilibas (2005)
- Membangun Talisilaturahmi Politisi Dengan Rakyat (2007).
- Jurnalisme (Tidak) Ramah Gender (editor, 2002)
- Luka Aceh Duka Pers (editor, 2002)
- Jurnalisme Anti Toleransi (2003)
- Jalan Menuju Masyarakat Anti Diskriminasi (2004)
- Resolusi Konflik Melalui Jurnalisme Damai (2005)
- Meretas Jurnalisme Damai di Aceh (2007).
- Dokter Penakluk Badai, Biografi dr Sofyan Tan (2009).
Pranala luar
Referensi