Irzen Octa adalah seorang pengusaha kecil dan sekretaris jenderal Partai Pemersatu Bangsa (PPB), sebuah partai kecil di Indonesia.[1] Pada tanggal 29 Maret 2011, dalam usia 49,[2] ia ditemukan di luar cabang Citibank di Jakarta dan meninggal karena pendarahan otak dalam perjalanan ke rumah sakit.[3] Polisi menemukan bekas darah di dinding dan tirai kamar di lantai lima.[3] Sehubungan dengan kejahatan tersebut, polisi menangkap tiga orang penagih utang Citibank dari pihak ketiga.[4] Pada akhir September 2011, jaksa mengumumkan bahwa lima penagih utang pihak ketiga akan didakwa, termasuk tiga untuk penyekapan (dengan ancaman hukuman maksimal delapan tahun).[1]
Irzen Octa meninggalkan seorang istri dan dua orang putri. Jandanya menggugat Citibank sebesar tiga triliun rupiah (sekitar 350 juta dolar AS).[1]
Kasus ini sangat mempengaruhi reputasi Citibank Indonesia, yang juga dihadapkan pada kasus penggelapan yang spektakuler oleh salah satu karyawannya dalam waktu yang hampir bersamaan.[2] Bank Indonesia melarang Citibank selama dua tahun untuk memproses aplikasi kartu kredit baru [5] dan melakukan alih daya penagihan utang.[6]
Referensi
- ^ a b c In the Citibank Case, a Long Wait for Answers, 2011-09-27, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-29 .
Collectors to Be Tried for Citibank Debtor’s Death, 2011-09-27, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-02 .
- ^ a b Citigroup Collides With Death Pursuing Emerging Market Debts in Indonesia, Bloomberg Markets Magazine, 2011-06-30 .
- ^ a b "PPB official allegedly killed by Citibank debt collectors", Jakarta Post, 2011-03-31, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-12 .
- ^ "Prosecutor denies going soft in Irzen Octa case", Jakarta Post, 2011-09-29, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-07 .
- ^ "BI tells Citibank to stop processing new credit card applications", Jakarta Post, 2011-04-07, diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-10 .
- ^ BI bans Citibank to use debt collectors, Antara, 2011-04-08 .