Invasi Prusia ke Holandia[1] adalah kampanye militer Prusia yang dilancarkan pada September–Oktober 1787 untuk mengembalikan kekuasaan stadtholder Orange di Republik Belanda dan mencegah bangkitnya pergerakan pergerakan Patriot. Sebab utama intervensi ini adalah penangkapan Wilhelmina dari Prusia (istri stadtholder Willem V dari Orange) pada tanggal 28 Juni 1787 di Goejanverwellesluis (sebenarnya Bonrepas). Sang putri saat itu sedang dalam perjalanan dari Nijmegen (tempat bersuakanya Willem V) ke Den Haag untuk meminta agar suaminya boleh kembali ke kota tersebut setelah Negara Bagian Holandia memecatnya dari jabatannya sebagai Kapten Jenderal pada tahun 1786.
Pada awalnya, berdasarkan inisiatif perwalian dari Inggris James Harris, Declaratoir yang merupakan pernyataan perang de facto terhadap kaum Patriot telah dirumuskan. Walaupun awalnya ragu, Willem V menandatangani pernyataan tersebut pada 26 Mei 1787. Namun, setelah sang putri ditangkap, rencana kaum Orangis bocor dan memicu pemberontakan. Para pemberontak mempersenjatai diri mereka dengan bantuan dari Prancis. Di sisi lain, Raja Friedrich Wilhelm II dari Prusia yang merupakan saudara laki-laki Wilhemina ingin membalas penangkapan saudara perempuannya dan memutuskan untuk memadamkan pemberontakan tersebut.
Invasi Prusia berhasil mengembalikan kekuasaan kaum Orangis dan banyak anggota kelompok Patriot yang melarikan diri ke Prancis. Pada tahun 1795, kaum Patriot (kini menjuluki diri mereka "Batavia") kembali dengan dukungan dari pasukan revolusioner Prancis yang memicu Revolusi Batavia dan menjatuhkan rezim Orangis. Republik Belanda kemudian digantikan oleh Republik Batavia.
Referensi
- Cor de Wit (1974): De Nederlandse revolutie van de achttiende eeuw 1780-1787. Oligarchie en proletariaat, Lindebauf
- Cor de Wit (1980): Oud en Modern. De Republiek 1780 - 1795 in Blok, D.P. (red) et al Algemene Geschiedenis der Nederlanden, Volume 9, Fibula-Van Dishoeck