Inskripsi YoasInskripsi Yoas (bahasa Inggris: Jehoash Inscription) adalah sebutan untuk sebuah prasasti yang memuat nama "Yoas bin Ahazia", raja Yehuda. Raja ini hidup pada abad ke-9 SM dan dicatat riwayatnya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dalam Kitab 2 Raja-raja. Prasasti ini dilaporkan diketemukan di suatu situs konstruksi sekitar pemakaman Muslim di dekat Al-Haram asy-Syarif (bukit Bait Suci) di Yerusalem, Israel. Merupakan artefak kontroversial karena meskipun sejumlah pakar mendukung kekunoan lapisan patina pada prasasti itu, yang menguatkan anggapan bahwa inskripsi ini otentik, Israel Antiquities Authority melaporkan bahwa prasasti ini adalah hasil pemalsuan modern.[1] Teks inskripsiTranskrip
Tuduhan pemalsuanReporter dari Majalah Israel Maariv, Boaz Gaon, melaporkan bahwa Unit Pencurian dari Israel Antiquities Authority mengamati "Inskripsi Yoas" dengan kecurigaan sebagai umpan mahal untuk menipu seorang kolektor utama di London. Peneliti Israel menghubungkan kartu bisnis palsu dan sebuah nomor telepon ke detektif swasta di Tel Aviv yang mengaku bekerja untuk Oded Golan, seorang kolektor yang juga mempunyai James Ossuary. Golan menyangkal bahwa ia adalah pemilik batu itu dan menyatakan bahwa pemilik aslinya adalah seorang pedagang barang anti Palestina yang tinggal di wilayah pemerintahan Palestina dan tidak bisa diidentifikasi. Pada tanggal 19 Maret 2003, sebuah artikel di Maariv melaporkan bahwa pengadilan telah mengeluarkan surat penggeledahan untuk apartemen, kantor dan gudang sewaan Golan. Penelitian ini menghasilkan dokumen dan foto-foto Golan bersama Inskripsi Yoas. Di bawah pemeriksaan, Golan berjanji untuk menunjukkan lokasi batu itu dengan imbalan kekebalan dari tuntutan hukum. Polisi kemudian melakukan pemeriksaan pada tempat penyimpanan yang disewa oleh Golan di Ramat Gan yang sebelumnya tidak diberitahukan kepada mereka. Di sana polisi menemukan berbagai artefak, segel kuno dan inskripsi-inskripsi lain dalam berbagai tingkatan pembuatan bersama-sama alat-alat yang dipakai untuk melakukan pemalsuan. Di bawah interogasi keras, Golan mengaku bahwa ia tahu mengenai Inskrispsi Yoas dan berjanji untuk menyerahkannya. Selanjutnya Golan dibawa ke pengadilan dengan tuduhan memiliki dan membuat barang palsu, khususnya "Inskripsi Yoas" tersebut. Pada tanggal 14 Maret 2012 Hakim Yerusalem, Aharon Farkash, menyatakan "bahwa tidak ada bukti bahwa artefak-artefak utama itu dipalsukan, dan bahwa jaksa penuntut gagal membuktikan tuduhan mereka tanpa ada keraguan yang masuk akal."[4] Namun, pengadilan juga menyatakan bahwa tidak dapat disimpulkan apakah Inskripsi Yoas itu otentik dan memberi catatan bahwa seorang pembantu dari terdakwa pemalsu sudah mengaku membantu dalam proses pemalsuannya.[5][6] Pendapat para pakarSejarawan Israel, Nadav Na'aman, yang mempunyai teori bahwa kitab Raja-raja dapat disusun dari inskripsi-inskripsi publik, berpendapat bahwa seorang pemalsu dapat saja menggunakan teorinya sebagai dasar pemalsuan. Frank Cross dari Universitas Harvard menemukan berbagai "kesalahan" dalam ejaan dan terminologi. Yuval Goren dari Tel-Aviv University menunjukkan bagaimana pemalsuan yang meyakinkan dapat dibuat dengan metode "abrasive airbrushing". Batu itu sendiri tetap tersembunyi. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2007, Professor Chaim Cohen dari Ben Gurion University menulis, "posisi saya sejak lama mengenai keotentikan YI (Yehoash Inscription; "Inskripsi Yoas") adalah sebagai berikut: Untuk menghilangkan semua kemungkinan keraguan atas posisi saya mengenai keotentikan YI, saya hendak menekankan dari semula bahwa saya tidak tahu apakah inskripsi ini asli. Namun, saya telah mengambil sikap, tidak dapat dibuktikan secara filologis bahwa itu adalah hasil pemalsuan modern. Saya juga menambahkan bahwa jikalau YI ternyata adalah palsu, maka itu adalah pemalsuan yang paling lihai dalam pandangan saya."[7] Victor Sasson merespon bahwa "inskripsi batu pasir ini tidak perlu merupakan catatan pertama atau asli. Jika batu itu sendiri tidak dapat secara ilmiah ditentukan tarikhnya ke akhir abad ke-9 SM, maka teks itu dapat saja merupakan salinan kemudian dari inskripsi aslinya... Kita sungguh perlu suatu Referensi mengenai kemungkinan renovasi atau restorasi suatu inskripsi. Pembuat inskripsi dwibahasa Asyur-Aram "Tell Fakhriyah", bertarikh pertengahan abad ke-9 SM, memberi kemungkinan renovasi di masa depan untuk inskripsi ini."[8] Prof. Ronny Reich yang berperan penting dalam kasus yang dipublikasikan luas mengenai tuduhan pemalsuan ini dan salah seorang pendiri Israel Antiquities Authority menyatakan “Akhirnya, perkenankan saya untuk berperan sebagai advokat iblis dan mengatakan bahwa inskripsi ini bagi saya tampak otentik, karena sulit bagi saya untuk percaya bahwa seorang pemalsu (atau kelompok pemalsu) dapat sedemikian berpengetahuan dalam segala aspek inskripsi − yaitu, (aspek) fisik, paleografi, linguistik dan alkitabiah − sehingga mereka dapat menghasilkan objek begitu.”[9] Foto
Sumber-sumber utama
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|