Indostar II
Indostar II atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009. Latar BelakangKehadiran Satelit Indostar II ini untuk menggantikan Satelit Indostar I (Cakrawarta 1) yang telah sebelas tahun melayani Indovision dan habis masa orbitnya pada tahun 2008. Satelit Indostar II adalah Boeing 601HP dibuat untuk PT Media Citra Nusantara (MCI) yang bekerja sama dengan pihak asing bernama Protostar. Satelit 601 yang terakhir ini dirancang di Pabrik Boeing Satellite System yang terletak di El-Segundo, California, Amerika Serikat. Investasi ini menelan biaya sebesar US$ 300 juta. Sebanyak 60 persen biaya investasi berasal dari uang perusahaan, sementara 40 persennya berasal dari pihak asing. PeluncuranSatelit Indostar II sukses diluncurkan pada tanggal 16 Mei 2009, pukul 06.58 waktu Baikonur, Kazahkstan atau pukul 07.58 Waktu Indonesia Barat (WIB). Peluncuran satelit ini menggunakan roket Proton Breeze M yang dibuat oleh Khrunichev State Research di Moskow, Rusia. Roket ini meluncur dari landasan Baikonur Cosmodome, Kazahkstan. Pada awal peluncurannya, satelit Indostar II akan dikendalikan oleh Boeing. Namun, setelah 12 hari usai peluncuran, satelit tersebut bisa dikendalikan langsung dari Indonesia oleh Indovision. Setelah mengudara, satelit Indostar II akan mengorbit di ketinggian 35.786 km dan berlokasi di 107,7 derajat Bujur Timur (BT). Salah satu faktor pendukung yang membantu keberhasilan peluncuran satelit ini adalah kondisi cuaca di tempat peluncuran yang baik, dengan temperatur udara berkisar antara 14 sampai 16 derajat celsius dan kecepatan angin sebesar 4 hingga 6 M/detik. KeunggulanSatelit Indostar II atau Protostar II berada di orbit S-band yang lebih tahan cuaca dan memiliki frekuensi sebesar 2,5 GHz. Ia juga memiliki 32 transponder, termasuk 10 transponder aktif dan 3 transponder yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-band. Satelit ini akan mampu menyediakan sekitar 120 saluran berteknologi MPEG-2, 140 saluran berteknologi MPEG-4, dan menghadirkan teknologi high definition yang dimulai pada Maret 2012. Selain itu, ia juga menyediakan transponder Ku-band sebesar 12 buah yang akan diarahkan ke India serta 10 buah yang akan diarahkan ke Indonesia dan Filipina. PengembanganDengan hadirnya evolusi baru ini, Indovision diharapkan dapat mendorong dan memfasilitasi agar industri broadcast bisa tumbuh lebih baik. Mereka juga berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, seperti ITS, ITB, dan UI. Indovision juga mengajak ketiga PTN itu untuk mengembangkan industri lokal yang memasok cakram parabola. Selama ini, pihak Indovision masih harus mengimpor cakram parabola dari Taiwan yang bisa menghabiskan biaya hingga US$ 15 juta. Untuk itu, kerja sama dengan ketiga PTN sangat dibutuhkan karena dapat menghemat biaya operasional Indovision. Target pengembangan berikutnya adalah menggaet TV-TV lokal untuk masuk di saluran Indovision. Pengguna layananPengguna layanan Indostar II antara lain:[1] Di Indonesia
Referensi
|