Impian di Bilik Merah
紅樓夢 Suatu adegan dalam novel, dilukis oleh Xu Baozhuan (1810–1873) |
Pengarang | Cao Xueqin |
---|
Negara | Tiongkok |
---|
Bahasa | Bahasa Tionghoa vernakular |
---|
Genre | Novel, saga keluarga |
---|
Tanggal terbit | Pertengahan abad ke-18 (naskah) 1791 (edisi cetak pertama) |
---|
Jenis media | Salinan tulis tangan/cetak |
---|
Impian di Bilik Merah atau Impian dari Paviliun Merah (Hanzi: 紅樓夢, hanyu pinyin: hong lou meng, bahasa Inggris: Dream of the Red Chamber) adalah sebuah karya sastra terkenal dari zaman Dinasti Qing. Pengarang novel ini adalah Cao Xueqin (Hanzi: 曹雪芹) pada tahun 1754, sebelumnya terkenal dengan judul Kisah Sebuah Batu (Hanzi: 石頭記, hanyu pinyin: shitou ji), pada tahun 1784 barulah novel ini populer dengan judulnya yang sekarang, Impian di Bilik Merah. Impian di Bilik Merah diakui sebagai salah satu dari 4 karya sastra terbaik dalam sejarah sastra Tiongkok bersama-sama dengan Kisah Tiga Negara, Perjalanan ke Barat, dan Batas Air.
Sejarah
Versi Cheng–Gao
Pada tahun 1791, Gao E dan Cheng Weiyuan mengeluarkan edisi cetak pertama novel tersebut. Perdebatan tentang 40 bab terakhir dan kata pengantar tahun 1791–1792 masih berlanjut. Meskipun tidak jelas apakah 40 bab terakhir dari manuskrip yang ditemukan berisi karya asli Cao, Irene Eber berpandangan bahwa "tampaknya (penemuan ini) mengkonfirmasi klaim bahwa Cheng dan Gao telah mengedit manuskrip secara lengkap, yang terdiri dari 120 bab, alih-alih menulis beberapa bagian novel".[1]
Sinopsis
Cerita Impian di Bilik Merah berpusat pada kisah cinta Jia Baoyu dan Lin Daiyu. Seluruh alur kisah dalam buku ini berjalan melalui hal ini.
Bagaimana Jia Baoyu dan Lin Daiyu berjuang untuk kebebasan cinta, kebebasan perkawinan, dan kebebasan pribadi yang bertentangan dengan etika dan sistem feodal yang berlaku saat itu. Kisah ini berakhir dengan perlawanan radikal Jia Baoyu dan Lin Daiyu terhadap tekanan feodal dan tragedi cinta mereka.
Karena ibu Lin Daiyu meninggal dunia, ia dibawa ke rumah keluarga Jia oleh nenek Jia, nenek dari pihak ibunya. Di sana dia bertemu Jia Baoyu dan saudari-saudarinya. Lin Daiyu dan Jia Baoyu begitu bertemu memiliki perasaan seperti sudah saling mengenal. Tak lama, kakak sepupu Baoyu, Xue Baozhen juga datang untuk tinggal di kediaman Jia. Kakak perempuan Baoyu, Yuanchun diangkat menjadi selir. Kaisar bermurah hati mengizinkannya menjenguk keluarganya. Karena itu, kediaman Jia membangun taman yang besar. Selir Yuanchun takut taman yang besar itu kosong, maka mengajak Baoyu dan saudari-saudarinya tinggal di sana. Cinta Baoyu dan Daiyu semakin mendalam.
Setelah kedatangan Lin Daiyu dan Xue Baozhen ke kediaman Jia, kemelut cinta dengan Jia Baoyu mulai terbentuk, dan berlanjut dalam kontradiksi. Setelah pembentukan klub penyair di taman, kesalahan Daiyu diketahui oleh Baozhen. Baozhen memaafkannya, dan hubungan ke duanya menjadi baik. Baozhen terjerat dalam urusan keluarga, Baoyu oleh permintaan ayahnya pergi sekolah, dan menikah di musim semi, dan taman menjadi dingin. Kemudian Daiyu berpikir, tidak ada orang yang bisa diharapkan seumur hidupnya, dan terkena penyakit serius. Tak lama kemudian Baoyu bingung. Selir Yuanchuan meninggal dunia. Nenek Jia berinisiatif agar Baoyu menikahi Baozhen. Daiyu meninggal dalam kesedihan dan kesendirian. Akhirnya, keluarga Jia runtuh, dan Baoyu menjadi rahib.
Terjemahan
Novel Hong Lou Meng sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Impian di Bilik Merah oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP), cetakan pertama tahun 1989. Kemudian cetakan dan sampul baru diterbitkan lagi oleh Bhuana Sastra (imprint dari BIP) pada tahun 2013 sebanyak 2 jilid.[2] Versi komik diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 1993 yang terdiri dari 3 jilid, dengan judul Impian dari Paviliun Merah.
Referensi