Ibrahim Risjad (2 Maret 1934 – 17 Februari 2012) yang diyakini punya alur keturunan dari Tgk Chik Di Reubee ini mengawali petualangannya sebagai penjahit di pusat Kota Idi Rayek, Aceh Timur.
Riwayat Hidup
Keuletan dan kepiawaiannya dalam berbisnis membuat Ibrahim berhasil mendapatkan kepercayaan dari para langgannya, hingga selepas lulus SLTA di Medan pada 1954, ia memulai kariernya pada sebuah perusahaan swasta. Pada 1965, almarhum sudah menjadi direktur CV Waringin.
Pada 1968 hingga 1973, ia menjabat sebagai direktur II PT Waringin Kencana. Sejak 1973, Ibrahim Risjad menjabat sebagai direktur PT Indocement. Ia juga sempat menjabat sebagai presiden direktur PT Sarida Perkasa merangkap presiden direktur PT Branta Mulia sejak 1979. Pada 1986, menjabat direktur utama PT Semen Madura.
Nama Ibrahim Risjad sebagai pengusaha papan atas Indonesia menjulang tinggi pada masa Soeharto berkuasa. Almarhum dikenal luas sebagai salah satu dari anggota The Gang of Four bersama tiga konglomerat lainnya, yakni Liem Sioe Liong, Sudwikatmono, dan Djuhar Sutanto.
Sudwikatmono, adik sepupu Presiden Soeharto, bertugas menangani izin ekspor-impor. Ibrahim Risjad mencari kredit ke bank. Sedangkan urusan finansial perusahaan dikelola Liem Sioe Liong dan Djuhar Sutanto. Usaha kelompok ini berkembang pesat dan segera menggurita. Impor film, jaringan bioskop, hingga pabrik terigu, dan semen dikuasai hampir tanpa pesaing.