Djuhar Sutanto (19 Maret 1928 – 21 Juli 2018), dikenal sebagai Lin Wenjing (Hanzi: 林文镜) dalam bahasa Tionghoa Mandarin dan Liem Oen Kian atau Liem Oen Tjien Liem Oen Wie dalam dialek Fuqing, adalah seorang pengusaha miliuner dan filantropis Tionghoa-Indonesian. Berasal dari Fuqing, Fujian, Tiongkok, ia dan sesama warga asli Fuqing Sudono Salim (Liem Sie Liong) mendirikan konglomerasi Salim Group, yang tumbuh menjadi perusahaan terbesar di Indonesia.[1][2] Ia mendirikan Indocement dan Indofood sebagai bagian dari Salim Group,[1] dan merupakan pemegang saham utama konglomerasi First Pacific yang berbasis di Hong Kong. Dia adalah anggota terakhir dari "The Gang of Four", kelompok pengusaha Indonesia yang paling berpengaruh pada zaman Suharto.[3]
Pada tahun 1980-an, dia kembali ke Fuqing dan mendirikan Rongqiao Group untuk berfokus pada pembangunan di kota kelahirannya. Dia membangun sebuah zona industri di Fuqing, serta fasilitas infrastruktur utama termasuk Pelabuhan Fuzhou Baru, salah satu dari sepuluh besar pelabuhan peti kemas Tiongkok, yang membantu peringkat PDB kabupaten itu naik dari peringkat ke-68 menjadi yang kedua di Provinsi Fujian.[4] Pada tahun 2015, Hurun Report memperkirakan kekayaan bersihnya sebesar US$ 3,9 miliar, menempatkannya sebagai orang terkaya di Fujian dan orang terkaya ke-408 di dunia.[5]
Kehidupan awal
Djuhar lahir pada 19 Maret 1928,[6] berasal dari Kabupaten Fuqing, dekat Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, tenggara Tiongkok. Tidak pasti di mana dia dilahirkan. Menurut yayasan amalnya, dia lahir di Desa Xitou (溪头), Fuqing, dan pindah ke Indonesia ketika ia berusia delapan tahun.[7] Namun sumber lainnya, termasuk South China Morning Post, menyatakan bahwa dia lahir di Indonesia dari orang tuanya yang berasal dari Fuqing.[1][8]
Referensi
Pranala luar