I Wayan Dipta
I Wayan Dipta adalah seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia asal Gianyar, Bali. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan dikenal sebagai sosok yang berani memperjuangkan kemerdekaan. Perjuangannya harus berakhir tragis saat ia ditangkap dan dibunuh pada 12 April 1946. Sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya, kini namanya diabadikan sebagai nama sebuah jalan dan stadion di Gianyar, Bali. Kehidupan AwalI Wayan Dipta lahir pada 11 April 1926 di Banjar Teges Kaja, Kelurahan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Ia berasal dari keluarga terkemuka; ayahnya, I Made Bek, bekerja sebagai juru tulis pemerintahan. Pendidikan formalnya dimulai di Vervolg School di Gianyar, kemudian dilanjutkan ke Taman Dewasa di Denpasar. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Tinggi (SMT) di Yogyakarta.[1] PerjuanganSetelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, I Wayan Dipta kembali ke Bali dan bergabung dengan Badan Perjuangan di Denpasar. Ia kemudian ditugaskan di Gianyar dan menjadi Ketua Umum Pemuda Republik Indonesia (PRI) Cabang Gianyar. Sebagai komandan, ia aktif mengorganisir perlawanan terhadap tentara NICA yang berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada 15 Maret 1946, ia ditangkap oleh tentara NICA dan mengalami penyiksaan berat. Meskipun disiksa, ia tetap menolak memberikan informasi tentang rekan-rekannya. Akhirnya, pada 12 April 1946 I Wayan Dipta dieksekusi di Setre Gede Sukawati bersama rekannya, Ketut Lanus.[2] PenghormatanUntuk mengenang jasa-jasanya, nama I Wayan Dipta diabadikan sebagai nama stadion di Gianyar, yaitu Stadion Kapten I Wayan Dipta yang kini menjadi markas klub sepak bola Bali United.[3] Selain itu, sebuah patung Kapten I Wayan Dipta didirikan di Gianyar sebagai ikon baru dan simbol penghormatan atas perjuangannya.[4] Kapten I Wayan Dipta sempat diusulkan beberapa kali untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, namun hingga kini I Wayan Dipta belum secara resmi dianugerahi gelar tersebut.[5] Referensi
|