I Gusti Putu Danny Nugraha Karya
Mayor Jenderal TNI (Anumerta) I Gusti Putu Danny Nugraha Karya[5] (7 Desember 1969 – 25 April 2021) adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang terakhir kali sebelum meninggal menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua. Ia menggantikan mendiang Brigjen Abdul Haris Napoleon yang saat itu menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik di BIN.[3] Setelah kematian Danny, Napoleon kemudian diangkat kembali menjadi Kabinda dan menjabat hingga ia meninggal dunia karena serangan jantung pada tahun 2022.[6] KematianMenjadi perwira Kopassus hampir sepanjang kariernya, Danny dikenal karena pendekatannya yang langsung terhadap penempatannya. Ia kerap memimpin dan berbaur dengan bawahannya di lapangan secara langsung, bukan di pusat komando. Karena metode kepemimpinannya yang tidak lazim, ia menghadapi bahaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan perwira tinggi lainnya. Bahaya ini memuncak pada operasi di Kabupaten Puncak ketika Satgas BIN bersama Satgas TNI-POLRI melakukan perjalanan ke Desa Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak untuk observasi lapangan. pengejaran bersama terhadap unsur separtis, dan memulihkan keamanan di sekitar SDN Dambet dan Honai yang dibakar pada 17 April 2021 oleh kelompok separtis.[7] Operasi ini merupakan respon langsung untuk memutus pergerakan kelompok separatis ke wilayah sekitar Ilaga.[7] Menurut juru bicara BIN, kehadirannya di lapangan juga berfungsi sebagai upaya meningkatkan semangat dan semangat masyarakat yang disusahkan oleh kekejaman dan kebiadaban KST (Kelompok Separatis & Teroris) Papua."[8] Sekitar pukul 15.30 WIT, konvoi gabungan Satgas BIN, TNI, dan POLRI yang sedang menuju gereja Desa Dambet dicegat dan disergap oleh kelompok separatis yang jumlahnya tidak diketahui. Seperti yang diungkapkan Juru Bicara BIN, Wawan Purwanto, "Saat terjadi baku tembak yang intens, Danny terkena peluru di bagian belakang kepala dan menembus bagian depan kepala yang mengakibatkan kematian berikutnya."[7] Usai kejadian tersebut, Danny dibawa ke Puskesmas Beoga dan dinyatakan meninggal dunia.[9] Aparat keamanan tidak bisa segera membawa jenazah ke Timika karena cuaca yang memburuk dan jaringan komunikasi yang buruk. Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar menyatakan, Sudah terlambat, pesawat tidak berani masuk. Rencananya besok jam 6 pagi evakuasi akan dilakukan dengan menggunakan helikopter Caracal milik TNI.'[9] Evakuasi Danny terjadi pada Senin pagi, 26 April dimana jenazah Danny dibawa dari Kabupaten Puncak menuju Timika dan setibanya di Timika, Danny diterbangkan ke Jakarta untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata (TMP).[9] Setelah kematiannya, ia secara anumerta dipromosikan menjadi mayor jenderal atas jasanya oleh Presiden Joko Widodo.[10] PelakuPada tanggal 28 Maret 2022, satuan tugas gabungan TNI-POLRI dibawah Operasi Damai Cartenz, menangkap dua orang separatis, salah satunya dituduh sebagai pelaku penembakan yang menewaskan mendiang Danny Nugraha Karya. Komandan Satgas Ahmad Kamal menyatakan, Penangkapan terhadap dua anggota OPM yakni Toni Tabuni (24 tahun) dan Kais Tabuni (25 tahun) dilakukan, Selasa 28 Maret di Nabire."[11] Penangkapan terjadi di kawasan Siriwini, Nabire. Saat penangkapan, Toni Tabuni melakukan perlawanan hingga berujung pada kematiannya. Sementara Kais Tabuni ditahan di Polres Nabire, Kamal menambahkan, Toni Tabuni merupakan pimpinan sel Ndeotadi OPM (Organisasi Papua Merdeka).[11] Duo ini telah terlibat dalam 9 kejahatan terpisah seperti berikut:
Referensi
|