Humania merupakan grup musik duo asal Indonesia yang dibentuk pada tahun 1993 ini, yang
beranggotakan dari Eq Puradiredja dan Heru Singgih.[1] Sepanjang karirnya, Humania telah merilis sebanyak 3 album studio dan merilis beberapa singel yang melejitkan nama Humania antara lain "Terserah", "Jelita", "Ya Udah", "Lepas Kendali", "Putih" dan "Bersama".[1]
Sejarah
Awal mula terbentuknya Humania
Humania terbentuk berawal dari persahabatan antara Eki dan Heru di apartemen Redfern, Sydney, Australia saat sedang menempuh pendidikan disana.[1][2] Karena memiliki kesamaan ide dan visi, keduanya lalu membentuk duo Humania.[1]
Karir Bermusik (1993 - 2002)
Humania mengawali karirnya dengan merilis debut album pertama mereka, yang berjudul Terserah pada tahun 1994.[1] Humania kembali merilis album kedua, yang berjudul Sahabat Lama pada tahun 1996.[1] Humania kembali merils album ketiga, yang berjudul Interaksi pada tahun 2000.[1]
Kembali berkarya setelah 16 tahun vakum dan rencana merilis album keempat (2018-sekarang)
Humania memutuskan untuk vakum dari dunia musik. Eki sibuk dengan aktivitas barunya menjadi konseptor festival musik, sedangkan Heru berkarir di bidang marketing.[1]
Selama vakum, mereka lebih banyak melakukan kegiatan produser beberapa musisi dan kembali aktif kepanggung selama 5 tahun setelah tidak melakukan aktivitas manggung mereka, beberapa kali manggung dievent besar salah satunya Jakarta International Java Jazz Festival selama mereka vakum.[butuh rujukan]
Humania akhirnya kembali merilis dengan membawakan ulang lagu “Waktu Kian Berarti” milik Chaseiro yang menjadi bonus track di album kompilasi penghargaan untuk Candra DarusmanDetik Waktu: Perjalanan Karya Candra Darusman edisi KFC, Setelah mereka vakum selama 16 tahun.[3]
Pada tahun 2019 ini Humania berencana kembali menyapa para penggemarnya lewat album keempat. Rencananya, Humania akan merilis singel secara bertahap.[4] Humania kini kembali merilis singel baru mereka, yang berjudul Semua Sama.[5] Humania kembali merilis singel, yang berjudul The Art of Letting Go, Dalam single kali ini, Humania berkolaborasi dengan Maizura.[6]
Gaya Musik
Humania sendiri terkena dengan gaya musiknya dianggap sebagai Pionir genre jazz yang berbeda karena perpaduannya dengan sentuhan elektronik.[7] Pertama, Humania dalam free pop, reggae dan sedikit sentuhan jazzy. Ini menunjukkan pertumbuhan dan spesialisasi mereka dalam selera musik mereka. Adult Contemporary sebagai genrenya yang dipadukan antara lain pop jazz, RnB, Soul and Funk dengan Jungle Jazz, Retro Techno Touch dan sedikit Ambience sound dengan harmonisasi suara menjadi gaya unik Humania saat ini.[7]
Musikalitas
Penulisan Lagu
Eki sangat berperan besar dalam menciptakan lagu dia ciptakan di Humania. Lagu-lagu ia tulis sebagian besar lebih banyak bercerita tentang hubungan antara sesama manusia dan manusia dengan Tuhan dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan.[8]
Humania terkenal dengan sikap idealisme mereka dalam berkarya, yakni mendistribusikan album mereka rilis, justru pemasaran mereka dengan cara prinsip independen meskipun mereka tergabung dengan label besar. Selain itu, mereka sangat berpegang teguh dengan prinsip mereka jalani diawal karier mereka salah satu bagian dari karakter Humania selama ini.[2]
Menurut pengakuan Eq Puradiredja, dalam wawancaranya di channel youtube Aldo Sianturi, ia mengakui mendistribusikan album mereka secara mandiri dengan pengeluaran cukup besar, dan bekerjasama dengan pihak label besar, yakni dengan Musica Studio's dan EMI Music Indonesia dengan dibawah bendera label mereka sendiri, yakni Swarabumi dengan dukungan sangat kuat dari Leo Rustandi, Dudi Puradiredja dan beberapa orang turut serta membantu mendistribusikan album mereka, salah satu langkah cukup berani.[2]
Selain itu, mereka menolak secara terang-terangan sistem industri musik indonesia selalu berubah-ubah dan tidak menentu, serta hanya mengandalkan tren terkini tidak sesuai prinsip mereka, yakni membuat karya mereka sesuai idealisme mereka. Sehingga beberapa kali ditolak oleh beberapa label rekaman besar ketika pembuatan album pertama dianggap tidak menjual. Kemudian mereka memutuskan untuk membuat label sendiri dengan bekerjasama dengan label rekaman besar meskipun mereka sudah tergabung di label rekaman besar tersebut.[2]