Hongeohoe adalah salah satu jenis hoe dalam masakan Korea berupa irisan sejenis ikan pari (Rajiformes, bahasa Korea: hongeo) yang dihidangkan dalam keadaan mentah. Irisan daging ikan bisa dari ikan pari segar atau ikan pari yang sudah difermentasi. Hidangan ini biasanya dimakan bersama gochujang.
Ikan pari dimasukkan ke dalam guci sebelum diletakkan di tempat gelap dan sejuk untuk difermentasi selama kira-kira 10 hari. Setelah ikan pari mati, urea dalam daging ikan terhidrolisis hingga menghasilkan amonia. Ikan pari siap dikonsumsi bila sudah berbau amonia.[1]
Hongeohoe adalah masakan khas kawasan sekitar kota Mokpo yang merupakan kota pelabuhan di Jeolla Selatan. Hidangan ini sering dihidangkan sebagai makanan pesta seperti di pesta pernikahan. Walaupun demikian, rumah makan di kota-kota besar seperti Busan atau Seoul juga menyediakan hongeohoe. Di luar daerah Jeolla Selatan, hongeohoe sering hanya berupa saengseon hoe dan bukan ikan pari yang sudah terfermentasi.[2]
Bau amonia yang kuat dari hongeohoe sangat merangsang hidung dan dapat membuat orang yang memakannya meneteskan air mata. Oleh karena itu, hongeohoe dimakan bersama minuman beralkohol yang disebut makgeolli. Memakan hongeohoe sambil meminum makgeolli disebut hongtak (홍탁, 洪濁) karena makgeolli juga disebut takju. Samhap (삼합, 三合) adalah hidangan berupa hongeohoe, potongan daging babi, dan kimchi. Bila diletakkan di dalam mulut dalam waktu lama, hongeohoe dapat menyebabkan peradangan selaput lendir dalam mulut. Daging ikan pari menjadi lebih lembut dan enak setelah terfermentasi. Walalupun hongeohoe adalah hidangan mahal di Korea, orang asing dan pemula yang belum terbiasa dengan bau amonia kemungkinan sulit untuk menikmati hidangan ini.[3]
Referensi
Pranala luar