Hiu tanduk (Heterodontus francisci) adalah sebuah spesies hiu kepala banteng, pada famili Heterodontidae. Spesies ini endemik ke perairan di lepas pesisir barat Amerika Utara, dari California sampai ke Teluk California. Hiu tanduk muda dipisahkan secara spasial dari dewasanya, menyukai tinggal di dataran berpasir yang lebih dalam, sementara yang dewasa lebih menyukai tinggal di terumbu karang atau hamparan alga pada perairan yang lebih dangkal. Merkea memiliki panjang sekitar 1 m (3,3 ft), dan dapat dicirikan dengan kepalanya yang tumpul dan pendek, dengan punggungan diatas matanya, dua sirip dorsal yang tinggi dengan tulang punggung yang panjang, dan berwarna cokelat atau kelabu, dengan banyak totol-totol gelap kecil.
Taksonomi
Nama ilmiah untuk hiu tanduk pertama kali diberikan oleh Charles Frédéric Girard pada tahun 1854 yaitu Cestracion francisci. Girard juga mengusulkan kombinasi nama ilmiah lain uuntuk hiu tanduk yaitu Gyropleurodus francisci pada tahun 1854. Pada paruh kedua abad ke-19, nama genus Heterodontus menjadi sinonim utama bagi nama genus Cestracion oleh para penulis nama ilmiah. Pada abad ke-20, penggunaan nama Heterodontus sepenuhnya universal menggantikan genus Cestracion. Hiu tanduk ditetapkan dalam genus Heterodontus. Sehingga, nama ilmiah untuk hiu tanduk adalah Heterodontus francisci. Hiu tanduk termasuk salah satu spesies dalam ordo Heterodontiformes dan famili Heterodontidae.[5] Sinonim untuk nama ilmiah Heterodontus fransisci ialah Heterodontus californicus. Penamaan ini dibuat oleh Earl S. Herald pada tahun 1961.
Deskripsi umum
Penamaan hiu tanduk berasal dari ciri tubuhnya yang memiliki suatu gundukan berbentuk tanduk. Pada ujung tanduk terdapat sebuah duri. Duri ini terletak pada kedua sirip punggung pada hiu tanduk. Kepala hiu tanduk berukuran besar dan tumpul.[7] Bentuk kepalanya menyerupai kepala banteng. Hiu tanduk juga memiliki moncong seperti babi.
Hiu tanduk memiliki mulut yang kecil dengan gigi depan berukuran kecil. Gigi depan berfungsi untuk menggigit. Sementara itu, gigi belakang hiu tanduk berbentuk lebar dan digunakan untuk menggiling makanan yang keras. Gigi pada hiu tanduk sesuai untuk mengunyah dan tidak sesuai untuk mengiris. Selain itu, rahang pada hiu tanduk mampu menghancurkan cangkang keras seperti pada siput dan kepiting.
Panjang tubuh dari hiu tanduk berkisar antara 58–122 sentimeter. Hiu tanduk memiliki dua sirip depan yang digunakan untuk berenang. Namun pada perairan yang sangat dangkal, kedua sirip depan ini dijadikan seperti kaki pendek untuk merangkak di atas bebatuan. Pola khas dari spesies hiu tanduk adalah adanya tanda-tanda berwarna gelap di sekitar kulit dengan warna yang lebih terang.
Habitat dan penyebaran
Habitat dari hiu tanduk berada di perairan pesisir dengan bebatuan dan rumput laut yang tebal. Hiu tanduk dapat hidup hingga kedalaman 200 meter di bawah permukaan laut. Spesies hiu tanduk tergolong spesies endemik di pantai barat Amerika Utara yang menyebar di perairan Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Sub-spesies hiu tanduk dapat ditemukan di seluruh dunia. Dua spesies ditemukan berada di perairan Australia Barat yaitu hiu port jackson dan hiu tanduk zebra.[7] Sedangkan satu spesies bernama hiu tanduk california ditemukan di perairan California.
Perkembangbiakan
Hiu tanduk menelurkan anaknya di dalam kantong kulit yang lunak berbentuk seperti pembuka sumbat botol. Induk hiu tanduk akan membawa kantong telurnya ke celah berbatu untuk perlindungan tambahan terhadap anaknya. Beberapa hari kemudian kantong kulit tersebut mengeras menjadi cangkang yang melindungi anak hiu tanduk di dalamnya dari pemangsa. Anak hiu tanduk akan menetas sekitar 6 bulan kemudian.
Pemangsaan
Hiu tanduk berburu mangsa pada malam hari. Mangsa utama dari hiu tanduk antara lain siput, kepiting, bulu babi, dan ikan kecil yang hidup di dasar laut. Penangkapan mangsa oleh hiu tanduk dilakukan dengan merangkak di dasar laut tanpa mengejar di perairan terbuka. Hiu tanduk dapat melakukan kamuflase karena memiliki kulit yang bergaris dan berbintik-bintik. Duri pada tanduk hiu tanduk mengandung racun sehingga mangsa yang terkena durinya akan mengalami cedera yang disertai rasa sakit.
Referensi
Catatan kaki
- ^ Carlisle, A.B. (2015). "Heterodontus francisci". 2015: e.T39333A80671300. doi:10.2305/IUCN.UK.2015-4.RLTS.T39333A80671300.en.
- ^ Ebert, D. A., dan Stehmann, M. F. W. (2013). Sharks, Batoids and Chimaeras of the North Atlantic (PDF). Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations. hlm. 22. ISBN 978-92-5-107466-4. ISSN 1020-8682.
- ^ a b McAuley, R., Newbound, D., Ashworth, R. (Juli 2002). Field identification guide to Western Australian Sharks and Shark-like Rays (PDF). Perth: Department of Fisheries, Governnmetn of Western Australia. hlm. 8. ISBN 1-877098-03-5. ISSN 1447-2058.
Daftar pustaka
- Compagno, L. J. V., dkk. (2002). Sharks of the World: An Annotated and Illustrated Catalogue of Shark Species Known to Date Volume 2: Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and Orectolobiformes) (PDF). Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-104543-7. ISSN 1020-8682.
- Fowler, S. L.,dkk. (2005). Sharks, Rays and Chimaeras: The Status of the Chondrichthyan Fishes (PDF). Gland dan Cambridge: IUCN. ISBN 2-8317-0700-5.
- Harvey, Derek (2015). Super Shark Encyclopedia and Other Creatures of the Deep (PDF). Dorling Kindersley Limited. ISBN 978-1-4654-3584-2.
- Lewis, Brenda Ralph (2018). Tim Elex Kids, ed. Monster Alam Mengerikan: Hiu dan Ular Berbisa [Nature's Monster: Sharks and Poisonous Snakes]. Diterjemahkan oleh urniawan B., dan Kurnia, A. Jakarta: lex Media Komputindo. ISBN 978-602-04-8582-9. Ringkasan.