Hikayat Negeri Johor merupakan salah satu warisan dalam kesustraan Indonesia lama yang termasuk dalam golongan sastra sejarah. Hikayat ini tidaklah seperti hikayat lainnya, didalamnya tiada ditemukan cerita khayalan tetapi lebih kepada isi-isi yang berkaitan dengan sejarah, diantaranya ialah: Kisah kekalahan Johor oleh Jambi pada Tahun 1083 H atau bertepatan dengan 1672 M [1]. Selain itu hikayat ini juga mengisahkan tentang sejarah raja-raja dari Suku Bugis di Riau dan Selangor.
Tokoh Utama dalam hikayat ini adalah Raja Haji Fisabillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Riau.
Meskipun hikayat ini berjudul 'Johor' namun kawasan yang dirujuk ialah kawasan Kesultanan Johor di masa lampau, dimana sempadan Indonesia dan Malaysia belum ada. Bagian awal hikayat ini memusatkan perhatian pada kawasan Riau dan sejarah Johor sebagai pengantar, manakala bagian akhir lebih menceritakan kawasan Selangor yang masih kuat dipengaruhi oleh raja-raja keturunan Bugis ketika Riau sudah dikalahkan Belanda.
Naskah Asli Hikayat Negeri Johor
Naskah asli Hikayat Negeri Johor disebutkan telah hancur dimakan usia, namun ada beberapa salinan yang disimpan di Jakarta dan London serta Belanda dan Amerika [1]. Salinan yang disimpan di Jakarta, memiliki tiga salinan dengan isi yang berbeda-beda diantara, yaitu: [1]
- Salinan 1 (kode: VdW 193) yang menceritakan tentang Johor yang baik hubungannya dengan Jambi. Kemudian Johor berperang melawan Perak dan Selangor. Reka waktu terjadi diantara Tahun 1083 H atau bertepatan dengan Tahun 1672 M [1].
- Salinan 2 (kode: VdW 192) Isinya mengisahkan Johor dan Riau, dimulai dengan peperangan Johor melawan Jambi pada tahun 1083 H atau bertepatan dengan Tahun 1672 M [1].
- Salinan 3 (kode: VdW 196) pada salinan ini, hikayat disebut dengan nama Hikayat Aceh yang menceritakan tentang perdagangan Kesultanan Aceh dengan negara-negara lain dan sejarah raja-raja Riau yang isinya hampir serupa dengan salinan 1 [1].
Naskah-naskah ini diperkirakan disalin pada Tahun 1855-1873 [1].
Daftar Isi Hikayat Negeri Johor
Berikut ialah sebagian daftar isi dari Hikayat Negeri Johor: [1]
- Johor dikalahkan oleh Jambi pada Tahun 1083 H.
- Abdul Jalil Syah I memerintahkan Tun Abdul Jamil membuat negeri di Sungai Carang.
- Abdul Jalil Syah I meninggal pada Tahun 1087 H (1676 M).
- Sultan Ibrahim diangkat menjadi sultan.
- Sultan Ibrahim menyerang Jambi.
- Sultan Ibrahim meninggal dunia pada Tahun 1095 H (1683 M).
- Sultan Mahmud I menjadi sultan.
- Sultan Mahmud I terbunuh di Kota Tinggi pada Tahun 1111 H (1700 M).
- Sultan Sulaiman dilahirkan.
- Abdul Jalil Syah II pindah ke Pancor dan membuat istana.
- Istana di Pancor terbakar, lalu dipindahkan ke Riau setelahnya ke Johor.
- Johor diserang oleh Minangkabau, Johor mengalami kekalahan.
- Sultan Abdul Jalili Syah II pindah ke Pahang.
- Tun Jainal menetap di Pahang.
- Pahang diserang Nakhoda Sekam.
- Dialago Nakhoda Sekam dengan Sultan.
- Kelana Jaya Putra, Daeng Perani dan Daeng Menempuk menyerang Riau.
- Daeng Perani mati terbunuh.
- Raja Kecik menyerang Riau.
- Raja Muda mangkat di Tanjungpinang.
- Raja Denda datang ke Pahang.
- Raja Muda dan Wan Hasyim ke Patani.
- Sultan Sulaiman mangkat.
- Raja Haji menjadi Yang Dipertuan Muda.
- Raja Haji pergi ke Jambi.
- Raja Haji menikah dengan Salamah.
- Riau diserang Belanda.
- Riau diduduki Belanda.
- Selangor berperang dengan Perak.
Isi Naskah Hikayat Negeri Johor
Berikut potongan isi dari Naskah Hikayat Negeri Johor: [1]
Hatta tiada berapa lamanya maka Baginda kembali (dari) ke Riau . Hatta tiada berapa lamanya maka Baginda Raja Tua pun mangkat waktu isa pada malam Sabtu pada sepuluh hari buan Haji pada tahun Ha, pada Hijrat seribu seratus empat puluh tujuh tahun pada kesudahan tahun Ha itu . Kemudian dari itu berangkatlah Baginda Sultan Sulaiman dan Raja Muda lalu ke Ungaran dan ke Duri. Pada ketika tengah hari Isnain pada enam likur hari bulan dan pada Hijrat seribu seratus empat puluh delapan tahun pada Tahun Jim, pada Hijrat itulah datuk bendahara gila. Dan pada Hijrat itulah Tengku Raja Emas mangkat di Siak . Dan pada Hijrat itu juga Yang Dipertuan Muda mendirikan istana kepada hari Ahad pada tujuh belas hari Bulan Syawal. Kemudian dari itu Yang Dipertuan Besar hendak berangkat ke Tapokan, maka berhenti di tanjung ini mengambil apilah. Maka datanglah khabar orang rantau Raja Kecik akan melanggar ke Riau , lalu Baginda dipersilakan adinda Baginda Yang Dipertuan Muda dan Baginda pun berbalik lalu berhenti di Tanjungpinang.
Pranala luar
Referensi
- ^ a b c d e f g h i Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1996). Hikayat Negeri Johor (PDF). Jakarta.