Hidung berair merupakan kondisi cairan hidung yang berlebih. Cairan ini dapat berupa cairan jernih tipis atau lendir kental. Cairan dapat mengalir keluar melalui hidung, ke bagian belakang tenggorokan, ataupun keduanya. Istilah "rhinorrhea" dan "rhinitis" sering diartikan sebagai hidung berair. Rhinorrhea sebenarnya mengacu pada pengeluaran cairan hidung yang jernih tipis. Sedangkan rhinitis berarti inflamasi atau peradangan hidung.[1]
Tanda dan gejala
Hidung berair dicirikan oleh banyaknya jumlah lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir di lubang hidung. Selaput tersebut memproduksi lendir lebih cepat dibanding yang bisa diproses. Akibatnya, terjadi penumpukan lendir di dalam rongga hidung. Penumpukan lendir tersebut menyebabkan tertutupnya jalur udara sehingga mengganggu proses bernafas melalui hidung. Udara yang terperangkap di rongga hidung, tepatnya sinus, tidak bisa dikeluarkan dan menekan area tersebut. Kondisi ini memicu sakit kepala atau nyeri. Tersumbatnya aliran sinus juga dapat menyebabkan sinusitis. Jika lendir mengalir ke bagian belakang tenggorokan melalui saluran eustachius, maka memicu terjadinya sakit telinga atau infeksi telinga. Lendir berlebih yang terakumulasi di tenggorokan atau bagian belakang hidung dapat mengakibatkan sakit tenggorokan atau batuk. Gejala lainnya dapat berupa bersin, mimisan, dan keluarnya cairan dari hidung.
Referensi
- ^ "Reach for relief from a runny nose". Mayo Clinic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-28.