Hidrotalsit
Hidrotalsit, atau sebelumnya disebut juga völknerit,[6] adalah hidroksida ganda berlapis (LDH) dengan rumus kimia Mg6Al2CO3(OH)16·4H2O, yang namanya berasal dari kemiripannya dengan talk dan kandungan airnya yang tinggi. Terdapat beberapa struktur yang mengandung ion karbonat yang terikat longgar. Karbonat yang mudah dipertukarkan memungkinkan aplikasi mineral dalam pengolahan air limbah dan pemrosesan ulang bahan bakar nuklir. Struktur dan penemuanMineral ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1842 untuk kemunculannya di endapan serpentin-magnesit di Snarum, Modum, Buskerud, Norwegia.[2] Ia muncul sebagai mineral alterasi dalam serpentinit yang berasosiasi dengan serpentin, dolostone, dan hematit.[3] Lapisan-lapisan struktur tersebut tersusun dalam beberapa cara, untuk menghasilkan struktur rombohedral 3 lapis (politipe 3R), atau struktur heksagonal 2 lapis (politipe 2H) yang sebelumnya dikenal sebagai manassit. Kedua politipe tersebut sering kali tumbuh bersama.[2][3][5] KegunaanPemrosesan ulang bahan bakar nuklirHidrotalsit telah dipelajari sebagai penangkap potensial iodida untuk membersihkan 129I (T1/2 = 15,7 juta tahun) yang berumur panjang dan juga produk pembelahan atom lainnya seperti 79Se (T1/2 = 327.000 tahun) dan 99Tc (T1/2 = 211.000 tahun) yang terdapat dalam bahan bakar nuklir bekas untuk dibuang dalam kondisi oksidasi di tuf vulkanik di tempat penyimpanan limbah nuklir Pegunungan Yucca. Namun, anion karbonat dengan mudah menggantikan anion iodida di lapisan antarlapisannya dan oleh karena itu koefisien selektivitas untuk pertukaran anion tidak menguntungkan. Kesulitan lain yang timbul dalam pencarian pengambil iodida untuk limbah radioaktif adalah stabilitas jangka panjang dari sekuestran yang harus bertahan dalam skala waktu geologis. MedisHidrotalsit juga digunakan sebagai antasida seperti Maalox (magnesium-aluminium oksida).[7] Pengolahan air limbahPengolahan air limbah pertambangan dan air limbah lainnya dengan membuat hidrotalsit sering kali menghasilkan limbah padat yang jauh lebih sedikit daripada kapur. Dalam satu pengujian, pengurangan limbah padat akhir mencapai hingga 90 persen. Hal ini mengubah konsentrasi magnesium dan aluminium serta meningkatkan pH air. Saat kristal terbentuk, mereka menjebak zat limbah lainnya termasuk radium, logam tanah jarang, anion, dan logam transisi. Campuran yang dihasilkan dapat dihilangkan melalui pengendapan, sentrifus, atau cara mekanis lainnya.[8] Referensi
Bacaan lebih lanjut
|