Hendro Subroto (18 Desember 1938 – 14 Oktober 2010) adalah wartawan perang senior TVRI yang dikenal pernah meliput berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara saat TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, seperti Konfrontasi Indonesia-Malaysia, penumpasan Pemberontakan DI/TII, Integrasi Timor Timur, pengangkatan jenazah korban Gerakan 30 September di Lubang Buaya, sampai kudeta Khmer Merah di Kamboja. Hendro Subroto juga merupakan pendiri FASI (Federasi Aero Sport Indonesia).
Hendro merupakan salah satu dari sedikit wartawan perang Indonesia, meskipun bukan anggota militer, Hendro memiliki pengalaman di medan tempur melebihi dari militer Indonesia. Ia mengikuti operasi penangkapan Kahar Muzakkar, menyusup ke Serawak untuk konfrontasi dengan Malaysia, meliput perang Kamboja, Vietnam, Perang Teluk dan misi kemanusiaan PBB. Hendro juga mengikuti sejarah Timor Timur sejak pra-integrasi, hingga dirinya tertembak tentara Fretilin di bagian dada, pipi dan ibu jari.
Hendro Subroto meninggal dunia setelah mengalami sesak napas di Rumah Sakit Qadr Islamic Village Karawaci, Tangerang, Banten, dan dikebumikan pada hari Sabtu 16 Oktober 2010 di Pemakaman San Diego Hills, Karawang.[1]
Karya tulis
Penghargaan
Pranala luar
Referensi