Helenisme adalah paham orang awam ataupun orang di dunia yang berbicara, berkelakuan dan hidup seperti orang Yunani.[1] Pertumbuhan pertama dan kedua dalam pranata yg mencirikan Helenisme, yaitu filsafat spekulatif dan pemerintahan republik, pada saat itu terjadi di wilayah pantai Ionia di Asia Kecil.[1] Pantai Ionia seperti halnya sama dengan Yawan dalam PL.[1] Daerah permukiman Yunani tidak pernah statis.[1] Di daerah diaspora terdapat orang-orang yang berbicara bahasa Yunani.[2] Misalnya, orang yang menterjemahkan PL ke dalam bahasa Yunani.[2] Sikap terhadap Helenisme di daerah diaspora tentu saja sangat positif.[2] Sedangkan di Yerusalem sendiri, yang dikelilingi oleh sejumlah besar kota Helenis, banyak orang yang di dalam sikapnya menjadi pengikut kelompok-kelompok yang saling bertengkar di dalam soal Helenisme.[2] Kelompok yang satu menuduh hukum Yahudi sebagai lapuk.[2] Kelompok ini bahkan berhasil mendapatkan pengakuan sebutan kota Yunani bagi kota Yerusalem.[2]
Penyebaran paham ini terus meningkat dari pranata-pranata Yunani yang akhirnya terjadinya dampak penyatuan dalam tingkat yg berbeda-beda.[1] Keseluruh wilayah timur Laut Tengah hingga sampai lebih jauh ke timur lagi, di berikan tuntunan menurut norma peradaban biasa yang dimikili yunani seperti yang dibudayakan oleh Helenisme.[1] Baik dari segi kemakmuran negara-negara tersebut maupun tingkat standardisasinya, kebenarannya terbukti pada saat reruntuhan yg sangat indah yg ditemukan dan bertebaran di daerah-daerah tersebut dan hingga sekarang ini masih terdapat reruntuhannya.[1] Harapan dan Cita-cita paham ini adalah untuk memiliki kehidupan yg bebas dan sopan dalam suatu masyarakat kecil yang otonom dan yang pernah menjadi kebanggaan dari beberapa negara Aegea, hampir di mana-mana diterima.[1] Pada zaman PB Atena memang masih merupakan tempat menggali ilmu, tetapi Pergamum, Antiokhia dan Aleksandria, dan banyak tempat lain di dunia baru telah menandingi atau bahkan melampauinya.[1]
Rujukan