Korban tewas dan terluka setelah 'Hari Aksi Langsung' yang berkembang menjadi pertempuran hebat ketika massa Muslim dan Hindu melakukan kerusuhan di seluruh Calcutta tahun 1946, tahun sebelum kemerdekaan
4.000 tewas[3][4] 15.000 terluka[3][4] 100.000 kehilangan tempat tinggal[3][4]
Hari Aksi Langsung (16 Agustus 1946), juga dikenal sebagai Pembunuhan Besar Calcutta, adalah hari kerusuhan komunal yang meluas antara Muslim dan Hindu di kota Calcutta (sekarang dikenal sebagai Kolkata) di Provinsi Benggala, India Britania.[3] Hari tersebut juga menandai permulaan dari apa yang dikenal sebagai Minggu Pisau Panjang.[5][6]
"Aksi Langsung" diumumkan oleh Dewan Liga Muslim untuk menunjukkan kekuatan perasaan umat Muslim terhadap tuntutannya bagi Pakistan yang "otonom dan berdaulat". Aksi tersebut mengakibatkan kerusuhan komunal terburuk yang pernah dialami oleh India Britania.
Liga Muslim dan Kongres Nasional India merupakan dua partai politik terbesar di Majelis Konstituen India pada tahun 1940-an. Liga Muslim telah menuntut, sejak Resolusi Lahore tahun 1940, bahwa wilayah mayoritas Muslim di India barat laut dan timur, harus dibentuk sebagai "negara-negara merdeka". Misi Kabinet ke India 1946 untuk merencanakan pengalihan kekuasaan dari Kemaharajaan Britania kepada kepemimpinan India mengusulkan suatu struktur tiga tingkat: pusat, kelompok provinsi, dan provinsi. "Kelompok provinsi" dimaksudkan untuk mengakomodasi tuntutan Liga Muslim. Baik Liga Muslim dan Kongres pada prinsipnya menerima rencana Misi Kabinet. Namun, Liga Muslim mencurigai bahwa penerimaan oleh Kongres tidak tulus.[7]
Akibatnya, pada bulan Juli 1946, Liga menarik kembali persetujuannya untuk rencana tersebut dan mengumumkan pemogokan umum (hartal) pada 16 Agustus, dengan menamakannya sebagai Hari Aksi Langsung, untuk menegaskan tuntutannya bagi suatu tanah air Muslim yang terpisah.[8][9][10]
Dengan latar belakang ketegangan komunal, protes itu memicu kerusuhan massal di Calcutta.[4][11] Lebih dari 4.000 orang kehilangan nyawanya dan 100.000 penduduk kehilangan tempat tinggal di Calcutta dalam waktu 72 jam.[3][4] Kekerasan ini memicu kerusuhan agama lebih lanjut di daerah sekitarnya di Noakhali, Bihar, Provinsi-provinsi Bersatu (kini Uttar Pradesh), Punjab, dan Provinsi Perbatasan Barat Laut. Peristiwa ini menabur benih bagi Pembagian India pada akhirnya.
^ abcdeBurrows, Frederick (1946). Report to Viceroy Lord Wavell. The British Library IOR: L/P&J/8/655 f.f. 95, 96–107.
^ abcde
Das, Suranjan (May 2000). "The 1992 Calcutta Riot in Historical Continuum: A Relapse into 'Communal Fury'?". Modern Asian Studies. 34 (2): 281–306. doi:10.1017/S0026749X0000336X. JSTOR313064.
Kulke, Hermann; Rothermund, Dietmar (2004), A History of India (edisi ke-Fourth), Routledge, ISBN9780415329194, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-15, diakses tanggal 2018-10-27
Kulke, Hermann; Rothermund, Dietmar (1998), A History of India (edisi ke-Third), Routledge