Hargomulyo (bahasa Jawa: Hargamulya, "hargo": gunung, "mulyo": sejahtera) adalah desa di kecamatan Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa Hargomulyo terletak di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah di bagian barat dan sebagian kecil bagian utara. Desa yang terdiri dari sebelas dukuh ini berada di perbukitan dan merupakan wilayah agraris.
Sejarah
Desa Hargomulyo mempunyai cerita tersendiri, konon pada sekitar tahun 1944, sebelum diberi nama Desa Hargomulyo, Hargomulyo terdiri dari 3 kelurahan. Ketiga Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Sawon, Kelurahan Pripih dan Kelurahan Banjaran yang digabung menjadi satu dengan nama Desa Hargomulyo. Kelurahan Sawon terdiri dari pedukuhan Tapen, Tlogolelo dan Grindang dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkudisastro, Kelurahan Pripih terdiri dari pedukuhan Pripih, Pucanggading, Kadigunung dan Tonobakal dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Atemosetiko, sedangkan Kelurahan Banjaran terdiri dari pedukuhan Banjaran, Tangkisan I, Tangkisan II, dan Tangkisan III dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkupuspito. Berdasarkan musyawarah ketiga kelurahan tersebut sepakat bergabung menjadi satu diberi nama Desa Hargomulyo. Adapun arti dari kata Hargomulyo adalah: Hargo artinya gunung (wilayahnya banyak terdiri dari wilayah pegunungan), sedangkan Mulyo artinya sejahtera. Jadi Hargomulyo mengandung maksud/arti Daerah/wilayah yang banyak terdiri dari daerah pegunungan tetapi rakyat/warganya dapat sejahtera[1]
Batas wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Pemerintahan
Berdasarkan profil desa, Desa Hargomulyo ini terdiri dari sebelas dukuh. Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa telah mengadakan silaturahmi dengan masyarakat. Profil BPD Ketua Sutardji A.Ma.KEs, Wakil ketua H.Sutarno, BA, Sekretaris: R.Adi Kurniawan, A.Md, anggota: Kadis Anwar, Muh Badri, Bambang Supriyono, Suyadi, Supandi, Saidi, Sudaryanto, Kuswantoro. Kepala Desa Burhani Arwin Sekretaris desa Anton Yunianto, SKM, Kasi Pemerintahan Bintar Jiwo, Kasi Kemasyarakatan R. Tri Haryono, SH, MM, Kaur UMum Munsyarif, Kaur Pendapatan Sri Maryani, Kaur Pembangunan Sukasman. Prestasi yang di raih Tahun 2014 Juara 2 Tingkat Nasional Lomba Perpustakaan Desa 2015 juara 2 lomba P2WKSS tingkat Propinsui DIY, Tahun 2016 Juara I tingkat Kabupaten Lomba Desa
Pembagian wilayah
Desa Hargomulyo terdiri atas 11 dukuh, antara lain:
- Dukuh Banjaran
- Dukuh Grindang
- Dukuh Kadigunung
- Dukuh Tangkisan 1
- Dukuh Tangkisan 2
- Dukuh Tangkisan 3
- Dukuh Tapen
- Dukuh Tlogolelo
- Dukuh Tonobakal
- Dukuh Pripih
- Dukuh Pucanggading
Potensi
Desa Hargomulyo terkenal akan potensi sumber daya alam dan wisata alamnya. Potensi sumber daya alam olahan antara lain:
1. Gula Semut
- Gula Semut saat ini menjadi andalan produk dari kelapa, dengan memanfaatkan Nira kelapa atau Gula kelapa, kemudian diproses menjadi Gula Semut, produk ini menjadi rebutan banyak produsen produk minuman, terbilang produk2 minuman jahe, kopi instan, hampir kebanyakan menggunakan gula semut sebagai bahan gulanya.
2. Growol
- Bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kulon Progo, panganan satu ini tentu sudah tidak asing lagi. Makanan yang memiliki citarasa gurih ini dapat anda cari di pasar-pasar tradisional di Kulon Progo. Makanan ini akan bertambah nikmat disantap jika disandingkan dengan serundeng, tempe benguk, kethak, sambal atau yang lainnya. Namun tahukah anda, ternyata makanan ini sudah ada sangat lama. Dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814 menceritakan makanan sayur besengek, umumnya sayur ini dihidangkan dengan nasi, tetapi oleh masyarakat Kulon Progo sayur ini ditemani oleh growol.
- Kebiasaan ini masih dipelihara warga Kulon Progo hingga sekarang, selain sayur besengek growol juga kerap ditemani pentho yang berbahan baku kelapa muda dan telur, sedangkan kethak yang berbahan baku endapan dari pengolahan minyak kelapa. Proses pembuatan growol ini merupakan bukti keahlian fermentasi yang berkembang masa lalu. Secara sederhana, bahan dasar growol yakni singkong diambil buahnya, kemudian dipsahkan dari akar buahnya, rendam menggunakan air bersih sekitar dua-tiga hari hingga menjadi pati.
- Proses selanjutnya adalah pembilasan sebanyak tiga sampai empat kali, yang bertujuan supaya bersih dan bau pati hilang. Kemudian kandungan air pada pati dihilangkan agar growol dapat bertahan tiga atau empat hari. Setelah itu, pencacahan, perebusan selama lima belas hingga dua puluh menit, dan pencetakan. Alas cetaknya adalah daun pisang yang telah direbus terlebih dahulu sehingga growol tidak lengket dengan daun pisangnya.
Referensi