Hannon (penjelajah)
Hannon (bahasa Punik: 𐤇𐤍𐤀, Ḥnʾ;[1] bahasa Yunani Kuno: Ἄννων, translit. Hannōn[2]) adalah penjelajah Kartago pada abad ke-5 SM, yang terkenal karena penjelajahan angkatan lautnya di pesisir barat Afrika. Satu-satunya sumber pelayarannya adalah periplous yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Dalam sumber-sumber Yunani, dia terkadang dikenal sebagai raja. Sejarawan telah berusaha untuk menghubungkan tempat-tempat di jalur yang dilewati Hannon berdasarkan periplous. Menurut beberapa analisis modern tentang jalur pelayarannya, penjelajahan Hannon diperkirakan mencapai ke selatan sejauh Gabon. Namun, sumber yang lainnya, dia hanya sampai ke tempat yang sekarang bagian dari Maroko selatan.[3] SejarahNama "Hannon" banyak dipakai orang Kartago lainnya. Penulis kuno yang membahas Hannon sang penjelajah tidak memberikan keterangan langsung tentang dia secara tepat. Beberapa menyebutnya raja, dan yang lain menggunakan kata dux (pemimpin atau jenderal) atau imperator (komandan atau kaisar) dalam bahasa Latin.[4] Terjemahan bahasa Yunani dalam catatan periplous menyebutnya sebagai seorang basileus,[5] sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai "raja", tetapi juga umum disematkan untuk pejabat tinggi di Kartago.[6] Para sejarawan sepakat bahwa Hannon hidup pada abad ke-5 SM[catatan 1] sebagai anggota dinasti Magonides.[8] R.C.C. Law menghubungkan Hannon sebagai putra dari Hamilkas I.[9] Catatan PeriplousWikisource Yunani memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Catatan tentang Hannon, berjudul periplous (secara harfiah berarti pelayaran keliling), tetap ada dalam naskah-naskah berbahasa Yunani. Catatan aslinya yang ditulis dalam bahasa Punik telah hilang. Terjemahan Yunani hanyalah ringkasan[10][11] sepanjang 101 baris.[10] Meskipun mengandung kontradiksi dan kesalahan yang jelas,[12] kemungkinan berasal dari catatan asli Kartago.[8] Periplous dianggap sebagai "contoh terlengkap kesusastraan Kartago"[8] dan salah satu dari sedikit catatan penjelajahan kuno yang masih ada yang ditulis oleh sang penjelajah itu sendiri.[13] Pada abad ke-5 M, catatan periplous diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Selama berabad-abad, terjemahan tersebut disalin beberapa kali oleh juru tulis Romawi Timur. Dua salinan tetap ada, berasal dari abad ke-9 dan ke-14.[11] RingkasanRingkasan periplous didasarkan pada terjemahan oleh Al. N. Oikonomides.[14] Nama-nama pribadi dan tempat tidak berubah dari terjemahan. Terjemahan tersebut mencerminkan pandangan penerjemah dan mungkin mengabaikan teori yang diterima secara luas di antara para sarjana. Catatan didahului dengan, "ini adalah laporan periplous Hannon, sang basileus Kartago, ke wilayah Libya di bumi di luar Pilar Herkules yang dipersembahkan di tempat kudus Kronos".[15] Dengan 60 kapal dan 30.000 orang, Hannon bermaksud untuk menemukan kota-kota di sepanjang pesisir Afrika. Dia pertama kali menemukan satu kota, kemudian berlayar agak jauh dan menemukan lima kota lainnya.[catatan 2] Sesampainya di sungai, orang Kartago bertemu dengan Lixitae, suku nomaden yang ramah. Mereka mengetahui orang-orang Aithiopia, dan mengambil beberapa Lixitae, kemudian berlayar lagi. Di pulau kecil Kerne, pemukiman lain dibangun. Di sekitar danau Khretes dan sungai yang tidak disebutkan namanya, masing-masing ada manusia buas dan binatang buas besar.[catatan 3] Setelah kembali ke Kerne, mereka berlayar lebih jauh ke selatan ke Afrika, menemukan orang-orang Aithiopia yang bahasanya bahkan tidak dimengerti oleh para penerjemah Lixitae. Melewati lebih jauh, Hannon menemukan "bukaan besar laut",[16] dari mana api dapat terlihat. Di sebuah teluk yang disebut "Tanduk Barat", mereka mendarat di sebuah pulau tempat manusia tinggal. Orang-orang Kartago bergegas pergi dalam ketakutan[catatan 4] dan mencapai daratan di mana terdapat banyak api. Sebuah gunung yang sangat tinggi ada di sana. Akhirnya tiba di sebuah teluk, disebut "Tanduk Selatan", ada sebuah pulau dengan orang-orang berbulu yang bermusuhan bernama "Gorilla" (lihat § Gorillai). Tiga dari mereka terbunuh, kulit mereka dibawa pulang ke Kartago. Setelah kehabisan bekal, mereka tidak berlayar lebih jauh. Periplous tiba-tiba berakhir di sini[10] tanpa membahas perjalanan pulang. TanggapanBaik penulis kuno maupun modern telah mengkritik karya tersebut. Sebagian besar upaya untuk menemukan tempat-tempat yang dijelaskan dalam periplous berdasarkan jarak dan arah pelayaran yang dilaporkan telah gagal.[12] Untuk membuat naskah lebih akurat, para cendekiawan telah mencoba pendekatan kritik secara tekstual. Pada akhirnya, orang Kartago mungkin meyunting catatan yang asli untuk melindungi pengaruh perdagangan mereka: negara-negara lain tidak akan dapat mengenal tempat-tempat yang dijelaskan, sementara masyarakat Kartago masih dapat membanggakan pencapaian mereka.[12] Oikonomides berteori bahwa catatan asli dalam bahasa Punik (masih hipotesis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani tidak lengkap dengan sendirinya: meninggalkan bagian selanjutnya dari periplous asli. Akhir dari narasinya tiba-tiba, dan secara logis tidak mungkin penjelajahan berakhir seperti yang dijelaskan. Oleh karena itu, menurutnya, dua baris terakhir harus disisipkan untuk mengimbangi catatan yang tidak lengkap.[10] PenjelajahanKartago mengirim Hannon sebagai kepala armada sebanyak 60 kapal untuk menjelajahi dan menjajah pesisir barat laut Afrika.[17] Dia berlayar melalui selat Gibraltar, mendirikan atau mengisi kembali tujuh jajahan di sepanjang pesisir Afrika yang kini bagian dari Maroko, dan menjelajahi lebih jauh di sepanjang pantai Atlantik di benua itu. Hannon bertemu dengan berbagai pribumi setempat dalam perjalanannya dan disambut dengan berbagai sambutan. Perdagangan emas adalah dasar perekonomian kerajaan Kartago sejak abad kelima SM. Bidang tersebut mungkin merupakan dorongan utama masyarakat Kartago di Afrika Sub-Sahara.[18] Tujuan pelayaran Hannon adalah untuk mengamankan jalur emas ke Afrika barat.[12] Sejumlah sarjana modern telah mengomentari pelayaran Hanno. Dalam banyak kasus, analisis dilakukan untuk menyaring informasi dan interpretasi dari laporan asli. William Smith menunjukkan bahwa pelengkap personel berjumlah 30.000, dan bahwa tujuan utama termasuk niat untuk mendirikan kota-kota Kartago (atau dalam bahasa yang lebih tua 'Fenisia Libya').[4] Beberapa cendekiawan telah mempertanyakan apakah orang sebanyak itu menemani Hannon dalam penjelajahan, dan menyarankan 5.000 adalah angka yang lebih akurat.[6] R. C. C. Law mengemukakan bahwa kesimpangsiuran catatan tersebut.[3] Harden berpendapat bahwa penjelajahan Hannon mencapai Senegal.[19] Karena ketidakjelasan periplous, perkiraan jarak perjalanan berkisar 1.100 kilometer (700 mil) hingga 4.800 kilometer (3.000 mil).[20] Beberapa sejarawan sepakat bahwa Hannon telah mencapai Gambia. Namun, Harden menyebutkan ketidaksepakatan mengenai batas terjauh penjelajahan Hannon: Sierra Leone, Kamerun, atau Gabon. Hannon juga mencatat penjelasan tentang suatu gunung berapi yang "sangat tinggi", kemungkinan mengacu ke Gunung Kamerun ketimbang Gunung Kakulima. Sejarawan bernama Warmington lebih memilih penafsiran mengacu ke Gunung Kalulima, karena Gunung Kamerun terlalu jauh.[21] Sejarawan bernama Raymond Mauny, dalam sebuah artikel tahun 1995 berjudul "La navigation sur les côtes du Sahara pendant l'antiquité", bahwa para penjelajah kuno (seperti Hannon, Euthymenes, Skylax) tidak mungkin berlayar ke selatan di Atlantik lebih jauh dari Tanjung Bojador. Dia menunjukkan bahwa ahli geografi kuno tahu tentang Kepulauan Canaria tetapi tidak lebih jauh ke selatan. Kapal dengan layar persegi, tanpa kemudi buritan, mungkin berlayar ke selatan, tetapi angin dan arus sepanjang tahun akan menghalangi perjalanan pulang dari Senegal ke Maroko. Kapal yang didayung mungkin bisa kembali ke utara, tetapi hanya dengan kesulitan yang sangat besar. Mauny berasumsi bahwa Hannon tidak lebih jauh dari Drâa. Dia menghubungkan beberapa artefak yang ditemukan di Pulau Mogador dengan penjelajahan yang dijelaskan dalam Periplus Pseudo-Skylax dan mencatat bahwa tidak ada bukti perdagangan dari Laut Tengah yang lebih jauh ke selatan yang ditemukan. Penulis mengakhiri dengan menyarankan penyelidikan arkeologi pulau-pulau di sepanjang pantai, seperti Tanjung Verde, atau Île de Cerné ("Pulau Naga" dekat Dakhla, Sahara Barat) di mana para petualang kuno mungkin telah terdampar dan menetap.[22] GorillaiAkhir periplous menggambarkan sebuah pulau yang dihuni oleh orang-orang berbulu dan buas. Upaya untuk menangkap orang-orang itu gagal. Tiga dari wanita itu diambil, tetapi sangat ganas sehingga mereka dibunuh, kulit mereka dibawa pulang ke Kartago.[23] Kulit tersebut disimpan di Kuil Yuno (Tanit atau Asytoret) saat Hannon kembali dan, menurut Plinius Tua, kuil tersebut bertahan sampai kehancuran Penghancuran Kartago oleh Romawi pada tahun 146 SM, sekitar 350 tahun setelah penjelajahan oleh Hannon.[11][24] Penerjemah Hannon dari suku Afrika (Lixites atau Nasamones) menyebut orang-orang setempat sebagai Gorillai (bahasa Yunani Kuno: Γόριλλαι).[23] Pada tahun 1847, gorila, sebuah spesies kera, telah dijelaskan secara ilmiah dan dinamai menurut nama Gorillai. Para penulis sebenarnya tidak menyatakan Gorillai sebagai seekor gorila tetapi "seorang".[25] Tanggapan penulis kunoCatatan periplous diketahui oleh Plinius Tua (k. 23–79 M) dan Arrianos (k. 86–160 M). Plinius Tua
Pliny mungkin telah mencatat waktu secara samar-samar karena dia tidak mengetahui tanggal sebenarnya.[18] Klaimnya bahwa Hannon sepenuhnya mengelilingi Afrika, mencapai Arabia, dianggap mengada-ada oleh para sejarawan sekarang. ArrianosArrianos menyebutkan pelayaran Hannon pada akhir Alexándrou Anábasis VIII (Indike):
HerodotosHerodotos, menulis pada tahun 430 SM, menggambarkan perdagangan Kartago di pesisir Maroko (Historiai 4.196[28]), meskipun diragukan apakah dia mengetahui pelayaran Hannon itu sendiri.[18] PengaruhModernSebuah kawah di bulan dinamai menurut namanya.[29] HistoriografiPada abad ke-16, pelayaran oleh Hannon menjadi niat dan minat ilmiah dari masyarakat Eropa pada zaman ketika penjelajahan dan pelayaran Eropa berkembang. Sejak saat itu, sejauh mana perjalanan Hannon masih diperdebatkan.[30] Catatan penjelas
ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Pustaka lanjutan
Pranala luar
|