Gunung Osorno adalah gunung berapi kerucut setinggi 2.652 meter yang terletak di antara Provinsi Osorno dan Provinsi Llanquihue di Region Los Lagos, Chili selatan. Gunung ini berdiri di pantai tenggara Danau Llanquihue, dan juga menjulang di atas Danau Todos los Santos. Osorno dianggap sebagai simbol lanskap lokal, dan dengan demikian cenderung menjadi elemen rujukan kawasan tersebut dalam kaitannya dengan pariwisata. Menurut beberapa definisi, gunung ini menandai batas utara Patagonia Chili.
Etimologi
Namanya saat ini berasal dari kota terdekat, yakni Osorno, yang terlihat oleh pemukim Spanyol. Penduduk asli memberinya nama yang berbeda, seperti Purailla, Purarhue, Prarauque, Peripillan, Choshueco, Hueñauca, dan Guanauca. Dua nama terakhir adalah nama yang paling umum digunakan pada pertengahan abad ke-18.[2][3]
Ringkasan
Gunung berapi ini memiliki ketinggian 2.652 meter dan bentuk kerucut yang menjulang di atas Danau Llanquihue. Terletak di seberang danau dari kota Frutillar, Puerto Varas, dan Llanquehue. Ia mendominasi lanskap wilayah tersebut, dan ketinggiannya membuatnya dapat dilihat dari seluruh provinsi Osorno, bahkan di beberapa tempat di pulau Chiloé. Gunung Osorno terletak hampir 45 kilometer sebelah timur laut Puerto Varas. Meskipun secara geologis gunung ini masih dianggap sebagai gunung berapi aktif, tidak ada aktivitas gunung berapi selama lebih dari seratus tahun, gunung ini terakhir meletus pada tahun 1869. Dalam beberapa tahun terakhir gunung berapi ini telah menjadi objek wisata yang populer. Ski dan mendaki telah menjadi kegiatan rekreasi umum di gunung ini.[4]
Gunung berapi ini dapat diakses dari kota Puerto Klocker, Ensenada, dan Petrohué, dan di dasarnya adalah kota Las Cascadas.
Aktivitas vulkanik
Gunung Berapi Osorno adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Andes Chili selatan, dengan sebelas letusan tercatat antara tahun 1575 dan 1869. Gunung ini terletak di atas gunung berapi La Picada yang telah terkikis, yang berusia 250.000 tahun dengan kaldera selebar 6 km.[5][6]
Pada tanggal 19 Januari 1835, selama pelayaran kedua Beagle, Charles Darwin berada di dekat Ancud dan menyaksikan letusan gunung berapi, yang dia catat dalam jurnalnya dan membuatnya mencurigai adanya hubungan antara aktivitas simultan gunung berapi yang jauh secara geografis.[7] Namun, data yang mendasari gagasan ini, sebagian salah, karena data tersebut melaporkan letusan Akonkagua yang sangat kecil kemungkinannya, karena pada masa Darwin Akonkagua merupakan gunung berapi yang telah lama punah.[4][8]
Tampilan
Aliran lava basal dan andesit yang dihasilkan selama letusannya mencapai Danau Llanquihue dan Danau Todos Los Santos. Hingga saat ini, seluruh lereng atas Osorno hampir seluruhnya tertutup es glasial. Namun, penyusutan glasial dalam jumlah besar kini telah terjadi di lereng utara dan baratnya. Gletser tersebut sangat luas meski ketinggian dan garis lintangnya sangat rendah, ditopang oleh hujan salju tahunan yang besar dalam iklim maritim yang sangat lembab di wilayah tersebut. Osorno juga secara historis menghasilkan awan panas, karena merupakan gunung berapi komposit.[9] Gunung berapi ini terkenal karena penampilannya yang mirip dengan Gunung Fuji di Jepang.[10][11]
Galeri
-
Air Terjun Petrohué (Saltos del Petrohué) dengan gunung berapi Osorno di latar belakang.
-
Ski La Burbuja, di dekat Gunung Osorno.
-
Gunung Osorno dilihat dari Pelabuah Petrohué.
-
Matahari terbenam di balik puncak.
-
Kawah Merah di lereng Osorno (kawah samping).
|
Referensi
Bacaan Lebih Lanjut