Giyuugun (義勇軍, Giyūgun) (tentara sukarela) berasal dari kata 義勇 giyū (sukarela) dan 軍 gun (tentara). Tidak seperti Heiho yang mengikuti aturan tentara Jepang, Giyuugun memiliki Undang-undangnya sendiri.[1] PETA juga termasuk Giyuugun tetapi hanya merujuk pada Giyuugun yang dibentuk di Pulau Jawa. Perbedaan lainnya bahwa pangkat tertinggi Giyuugun Sumatra adalah Letnan I (中尉, Chu-i), sedangkan di PETA adalah Kapten (大尉, Tai-i).
Pada mulanya Giyuugun digunakan untuk mendidik penduduk Indonesia dalam menghadapi tentara Sekutu pada masa Perang Dunia Kedua. Namun umumnya mereka yang telah mendapat pendidikan di Giyuugun menggunakan ilmu mereka untuk menghadapi Belanda dalam perang pasca kemerdekaan.
Catatan
- ^ Maeda, Hiroshi: "Maeda Memilih Republik", halaman 108. Penerbit ITB Bandung, 1987. ISBN 979-8001-16-8