Ginseng Korea[2][3][4] atau kolesom Korea[5] (panax ginseng) adalah salah satu spesies tumbuhan yang akarnya merupakan sumber asli ginseng. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh di pegunungan Asia Timur. Tumbuhan ini merupakan salah satu spesies ginseng yang paling umum dibudidayakan bersamaan dengan Spesies Panax notoginseng (Habitat asalnya di Cina) dan Panax quinquefolius.[6]
Deskripsi Fisik
Ginseng korea adalah tumbuhan herba menahun yang tumbuh setinggi 30 hingga 60 cm. Tumbuhan ini mempunyai akar tunggang berbentuk gelendong atau silinder yang biasanya dengan 1 atau 2 cabang utama. Tumbuhan ini menghasilkan 3 sampai 6 helai daun majemuk palmate, dengan tiap daun mempunyai 3 sampai 5 helai daun. Pinggiran daunnya bergerigi rapat. Bunganya lahir dalam satu bunga majemuk yaitu bunga payung terminal dengan 30 sampai 50 bunga. Panjang tangkai bunganya 15 sampai 30 cm. Ovarium bunganya berbentuk 2 putik dan setiap putiknya memiliki dua corak yang berbeda. Buah matang berukuran 4-5 x 6-7 milimeter, berwarna merah, berbentuk bulat dengan ujung pipih. Bijinya berwarna putih dan berbentuk ginjal. Jumlah kromosom diploidnya (2n) adalah 48.[7]
Persebaran
Ginseng Korea berasal dari daerah pegunungan Manchuria Luar (di Timur Jauh Rusia), Manchuria/Tiongkok Timur Laut, dan Semenanjung Korea.[2] Ginseng Korea merupakan tumbuhan yang dilindungi di Rusia dan Cina, dan sebagian besar ginseng komersial kini bersumber dari tanaman yang dibudidayakan di Cina, Korea, Rusia, dan di beberapa daerah di Jepang. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang pertumbuhannya lambat dan akarnya biasanya dipanen saat tanaman berumur lima atau enam tahun.[8]
Kegunaan
Ginseng digunakan sebagai ramuan dalam pengobatan tradisional.[3] Tumbuhan ini dikonsumsi karena diyakini dapat meningkatkan daya ingatan dan kognisi pada orang dewasa yang sehat,[3] dan dapat meningkatkan fungsi seksual pada orang dewasa dengan disfungsi ereksi.[9]
Riset
Tidak ada bukti berkualitas tinggi yang menyatakan bahwa ginseng Korea memiliki efek kesehatan. Fitokimia ginseng yang disebut ginsenosida sedang dalam penelitian awal karena potensinya mempengaruhi kelelahan pada penderita sklerosis multipel.[9] Tumbuhan ini umumnya dianggap aman untuk orang dewasa jika digunakan kurang dari enam bulan, namun mungkin tidak aman jika digunakan lebih dari enam bulan.
Referensi
- ^ Synonyms in Catalogue of life
- ^ a b "Ginseng Korea". Germplasm Resources Information Network (GRIN) online database.
- ^ a b c "Asian Ginseng". National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH). September 2016. Diakses tanggal June 24, 2017.
- ^ English Names for Korean Native Plants (PDF). Pocheon: Korea National Arboretum. 2015. hlm. 559. ISBN 978-89-97450-98-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 May 2017. Diakses tanggal 24 December 2016 – via Korea Forest Service.
- ^ (Indonesia) Arti kata kolesom dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
- ^ Baeg, In-Ho; So, Seung-Ho (2013). "The world ginseng market and the ginseng". Journal of Ginseng Research. 37 (1): 1–7. doi:10.5142/jgr.2013.37.1. PMC 3659626 . PMID 23717152. Diakses tanggal 11 August 2018.
- ^ "Panax ginseng in Flora of China @ efloras.org". www.efloras.org. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Mahady, Gail B.; Fong, Harry H.S.; Farnsworth, N.R. (2001). Botanical Dietary Supplements. CRC Press. hlm. 207–215. ISBN 978-90-265-1855-3.
- ^ a b "Panax ginseng". MedlinePlus, US National Library of Medicine. 21 April 2021. Diakses tanggal 24 August 2021.