Ghea PanggabeanGhea Sukasah Panggabean (lahir pada 1 Maret 1955) adalah seorang perancang busana Indonesia berciri khas kain ikat. Ghea dikenal sebagai perancang busana yang melestarikan motif kain nusantara, seperti jumputan, ikat, songket, dan batik dengan ciri khas bohemian ke dalam tata karya busana modern.[1] BiografiGhea lahir di Rotterdam pada 1 Maret 1955. Ia merupakan lulusan sekolah mode Lucie Clayton College of Dressmaking Fashion Design pada 1978. Lalu pada 1979, ia menjadi pengajar di institusi pendidikan busana di Chelsea Academy of Fashion, London.[2][3] KarierGhea merancang busana pertama, yaitu kain lurik yang diperagakan oleh ikon fesyen Amerika Serikat, Janice Dickinson, dan menarik perhatian Mick Jagger, Muhammad Ali, dan Diana, Putri Wales.[4] Ia suka berkarya menggunakan motif kain tradisional, termasuk motif jumputan Palembang dan Jawa.[5] Ghea telah menampilkan koleksi-koleksinya di Singapura, Kuala Lumpur, New York, Paris, Cannes, Marrakech, London, Milan.[butuh rujukan] Pada Oktober 2024, Ghea mempresentasikan koleksi tematik di acara The Langham Fashion Soirée dalam 45 tahun berkarya mengangkat tenun bali.[6] Ghea membangun rumah mode yang telah bertahan selama lebih dari empat dekade dengan tradisi tekstil Indonesia berciri khas kain ikat jumputan. PenghargaanGhea mendapatkan penghargaan sebagai 10 Desainer Terbaik ASEAN.[4] Ghea juga menceritakan olah wastra melalui sebuah buku Asian Bohemian Chic: Indonesian Heritage Becomes Fashion yang dirilis pada 2020.[3][7] Selain berisi koleksi karyanya, buku ini juga memuat perjalanannya mempelajari dan mengeksplorasi ragam motif kain-kain nusantara, termasuk kain lurik yang menjadi karya pertamanya hingga ia menemukan motif kain favoritnya, yaitu kain pelangi jumputan.[7] Referensi
|