Ghajar (bahasa Arab: غجر, bahasa Ibrani: ע'ג'ר or רג'ר), juga Rhadjar, adalah sebuah desa Alawit-Arab di Sungai Hasbani, di perbatasan antara Lebanon dan bagian Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.[2] Pada tahun 2022, kota ini memiliki populasi 2,806, yang sebagian besar menganggap diri mereka orang Suriah tetapi memiliki kartu identitas Israel.[3][4] Garis Biru membagi Ghajar antara Lebanon dan Dataran Tinggi Golan,[5] meskipun Israel telah menduduki seluruh desa tersebut sejak tahun 2006.[6][7][8] Israel menganggapnya sebagai bagian dari Distrik Utara, di mana bagian selatannya diorganisir sebagai dewan lokal di Subdistrik Golan.
Sejarah
Sejarah awal
Penguasaan atas Ghajar telah berpindah tangan berkali-kali. Tiga ratus tahun yang lalu, desa tersebut dikenal dengan nama Taranjeh. Namanya diubah menjadi Ghajar di bawah pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah, ketika tanah tersebut diduga disita dari "penduduk desa" oleh suku Kurdi dan dijual secara paksa. Menurut legenda "lokal", gubernur Kurdi di Ghajar mencoba menunggangi kudanya ke makam orang suci setempat, Syekh al-Arba'in. Kuda itu menolak dan keesokan harinya terjadi kebakaran, menghancurkan perisai dan pedang gubernur. Suku Kurdi melarikan diri dan segera menjualnya kembali.[9]
Sejarah modern
Pada tahun 1932, penduduk Ghajar, yang sebagian besar adalah orang Alawi, diberi pilihan untuk memilih kewarganegaraan mereka dan sebagian besar memilih untuk menjadi bagian dari Suriah, yang memiliki minoritas Alawit yang cukup besar.[10] Sebelum Perang Arab-Israel tahun 1967, Ghajar dianggap sebagai bagian dari Suriah dan penduduknya dihitung dalam sensus Suriah tahun 1960.[11] Sebelum perang tahun 1967, desa ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mayoritas penduduknya Alawi di Dataran Tinggi Golan bersama dengan Za'ura dan 'Ayn Fit.[12]
Ketika Israel menduduki Dataran Tinggi Golan setelah merebutnya dari Suriah pada tahun 1967, Ghajar tetap menjadi tanah tak bertuan selama dua setengah bulan. Penduduk desa Alawi mengajukan petisi kepada gubernur Golan Israel untuk dimasukkan ke wilayah pendudukan, sebagai bagian dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, daripada Lebanon, karena mereka menganggap diri mereka sebagai warga Suriah, seperti mayoritas penduduk asli Golan pada saat itu.[13][14] Israel setuju untuk memasukkan Ghajar ke dalam wilayah pendudukannya di Dataran Tinggi Golan Suriah.[15]
Referensi