Gereja Gesù (Bahasa Italia: Chiesa del Gesù) adalah Gereja Induk Serikat Yesus, sebuah ordo/tarekat Gereja Katolik Roma yang dikenal dengan sebutan kaum Yesuit. Resminya bernama Chiesa del Santissimo Nome di Gesù all'Argentina[1][2] (Gereja Nama Yesus Yang Paling Suci), fasad-nya adalah "fasad bergaya Barok murni pertama", memperkenalkan gaya Barok ke dalam dunia arsitektur. Gereja ini menjadi model bagi bangunan-bangunan gereja Yesuit yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia, terutama di Benua Amerika. Gereja Gesù terletak di Piazza del Gesù di kota Roma.
Walaupun Michelangelo, atas dasar permintaan seorang KardinalSpanyol Bartolomeo de la Cueva, menawarkan diri untuk merancang bangunan gereja ini secara cuma-cuma sebagai devosinya, pekerjaan pembangunan gereja ini didanai oleh Kardinal Alessandro Farnese, cucu dari Paus Paulus III, Sri Paus yang merestui pendirian Serikat Yesus. Akhirnya, para arsitek utama yang terlibat di dalam pembangunannya adalah Giacomo Barozzi da Vignola, seorang arsitek bagi keluarga Farnese, dan Giacomo della Porta. Gereja ini dibangun di tempat yang sama dengan gereja sebelumnya Santa Maria della Strada, dimana Santo Ignatius Loyola pernah berdoa di depan lukisan Sang Perawan Suci. Lukisan ini, yang saat ini telah dihiasi dengan berbagai batu mulia, bisa dilihat di dalam gereja dalam Kapel Ignatius yang berada di sebelah kanan altar.
Pembangunan gereja ini dimulai pada tanggal 26 Juni 1568 berdasarkan rancangan Vignola. Vignola dibantu oleh seorang imam Yesuit, Romo Giovanni Tristano, yang nantinya mengambil alih pekerjaan ini dari Vignola pada tahun 1571. Ketika ia meninggal dunia pada tahun 1575 pekerjaannya dilanjutkan oleh seorang arsitek Yesuit, Giovanni de Rosis. Giacomo della Porta terlibat dalam pembangunan struktur langit-langit (cross-vault), kubah dan langit-langit kubah (apse).
Rancangan gereja ini menjadi bentuk contoh bagi gereja-gereja Yesuit yang berlangsung hingga abad ke-20, sementara inovasi-inovasinya masih dipakai hingga hari ini. Gereja Induk Yesuit ini dibangun menurut syarat-syarat baru yang dikembangkan selama Konsili Trento. Tidak terdapat narthex atau lobby bangunan gereja lagi: para pengunjung gereja diarahkan untuk langsung masuk ke dalam ruangan inti gereja, sebuah ruangan tanpa lorong, sehingga para umat dapat semuanya terkumpul dan perhatian mereka terfokus pada altar. Sebagai ganti lorong, dibangunlah beberapa kapel yang serupa yang saling berhubungan,[4] dimana jalan masuknya dikontrol oleh balustrade dekoratif dengan pagar.
Rancangan bangunan gereja ini menggabungkan rancangan inti dari gaya Renaissance Tinggi,[5] yang diekspresikan melalui ukuran kubah yang besar dan gaya bangunan gereja Fransiskan dan Dominikan semenjak abad ke-13.
Gereja Gesù ditahbiskan oleh Kardinal Giulio Antonio Santori, wakil dari Paus Gregorius XIII pada tanggal 25 November 1584.
Warisan
Gereja Gesù menjadi model bagi banyak gereja milik Serikat Yesus di seluruh dunia, mulai dari Gereja Santo Mikael di Munich (1583-1597) dan Gereja Corpus Christi di Niasviž (1587–1593). Berbagai paroki juga memakai nama Gereja Gesù di Roma.
^The name of Chiesa del Sacro Nome di Gesù is also used.
^The church having been subsequently regained by the Jesuits, the adjacent palazzo is now a residence for Jesuit scholars from around the world studying at the Gregorian University in preparation for ordination to the priesthood.
^The Gesù's scheme of wide arched bays defined by paired pilasters has its origin in Alberti's Sant'Andrea, Milan, begun in 1470.