Gerbong kabus atau lebih sering disebut kabus saja, adalah gerbong yang dipasang di belakang rangkaian kereta barang. Kabus menjadi tempat bernaung bagi awak kereta yang bertugas di belakang rangkaian, untuk keperluan langsir serta mengawasi muatan dan gerbong selama dalam perjalanan.
Awalnya kabus hanya berupa gerbong datar yang dilengkapi kabin atau peti kemas yang dimodifikasi, namun kemudian kabus dibuat secara khusus, sehingga awak kereta mendapat fasilitas yang lebih banyak untuk menunjang tugasnya. Kabus pun dapat menjadi kantor kondektur, dan pada perjalanan jauh, kabus biasanya juga dilengkapi dengan alat masak dan kasur.[1]
Kabus digunakan di semua kereta barang di Amerika Serikat hingga dekade 1980-an,[1] saat peraturan yang mewajibkan adanya kabus dilonggarkan. Perkembangan teknologi pengawasan dan keselamatan, seperti defect detector juga mengurangi kebutuhan untuk memasang gerbong kabus. Saat ini, kabus umumnya hanya digunakan di kereta perawatan rel dan kereta pengangkut bahan berbahaya, maupun di jalur rel bersejarah.
Sejarah
Penggunaan kabus dimulai pada dekade 1830-an, saat perusahaan mulai menempatkan petugas di belakang kereta.[2] Kabus menyediakan naungan untuk petugas yang berada di bagian belakang rangkaian. Petugas pun dapat keluar dari kabus untuk memindah wesel ataupun melindungi bagian belakang rangkaian saat berhenti. Petugas ini juga dapat mengawasi rangkaian, untuk mendeteksi pergeseran muatan, peralatan rusak, dan rem panas. Kondektur pun mencatat kejadian-kejadian dan bekerja di atas meja yang tersedia di dalam kabus. Untuk perjalanan yang jauh, kabus juga dapat berisi kebutuhan dasar, dan dihias dengan foto maupun poster.
Kabus pada awalnya hanya berupa gerbong datar yang dilengkapi dengan kabin. Bentuk standar dari kabus di Amerika Serikat juga menyediakan pijakan, sehingga petugas dapat berjalan ke gerbong di depannya. Kabus juga dilengkapi dengan lampu berwarna merah untuk memungkinkannya terlihat di malam hari. Lampu ini sekaligus menjadi penanda gerbong paling belakang dari kereta tersebut,[3] dan awalnya dinyalakan dengan lampu kerosin. Setelah adanya listrik, kabus pun dilengkapi dengan generator listrik yang ditenagai oleh sabuk yang disambungkan ke salah satu poros roda kereta. Penambahan cupola, sebuah pos pengamatan di atas kabus, diperkenalkan pada tahun 1863.[4]
Batu bara atau kayu awalnya digunakan untuk keperluan memasak di dalam kabus, namun kini telah banyak digantikan oleh kompor atau pemanas listrik.
Kabus merupakan gerbong yang tidak menghasilkan pendapatan dan kerap dimodifikasi ataupun terus digunakan melampaui umur normalnya. Secara tradisional, kabus dicat dengan warna merah, namun kini kebanyakan kabus dicat sesuai dengan warna yang digunakan pada lokomotif. Kansas City Southern Railway menggunakan kabus berbodi baja nirkarat, sehingga tidak wajib dicat.
Penurunan
Hingga dekade 1980-an,[1] peraturan di Amerika Serikat dan Kanada mewajibkan semua kereta barang untuk memiliki kabus, atas alasan keselamatan. Perkembangan teknologi kemudian menyebabkan penggunaan kabus tidak lagi relevan, karena telah ada defect detector dan gerbong sudah dirancang dengan lebih baik.
Pemerintah kemudian menyatakan bahwa perusahaan perkeretaapian dapat menjalankan kereta barang tanpa kabus jika memang memungkinkan.[5] Setelah itu, penggunaan kabus pun terus menurun.[6] Sangat sedikit kabus yang masih dioperasikan hingga hari ini, walaupun beberapa kereta lokal masih tetap menggunakan kabus sebagai tempat kerja juru rem, dan juga pada kereta yang membawa bahan berbahaya.
CSX Transportation adalah satu-satunya perusahaan perkeretaapian Kelas 1 di Amerika Serikat yang masih menggunakan kabus secara reguler. BNSF Railway juga masih menggunakan kabus, dan pada tahun 2013 mulai mengecat beberapa kabusnya dengan cat khas perusahaan-perusahaan pendahulu BNSF.
Preservasi dan penggunaan ulang
Walaupun kabus sudah jarang dipakai, beberapa kabus masih dipertahankan oleh beberapa perusahaan sebagai cadangan. Kabus-kabus ini umumnya digunakan di sekitar depo kereta. Penggunaan lain untuk kabus termasuk untuk keperluan kereta luar biasa (KLB), seperti kereta perawatan rel maupun kereta inspeksi. Kabus lain juga telah dimodifikasi untuk keperluan riset, seperti untuk menginvestigasi keluhan dari masyarakat di sekitar rel. Selain itu, kabus juga dapat dipakai untuk gelaran tertentu, seperti wisata sejarah.
Kabus juga populer sebagai koleksi museum perkeretaapian, taman kota, dan pusat pengunjung. Beberapa museum pun memiliki kabus dalam jumlah banyak, seperti Museum Perkeretaapian Illinois dengan 19 unit kabus dan Museum Perkeretaapian Barat Pasifik di Portola, California, dengan 17 unit kabus. Beberapa perusahaan perkeretaapian kecil masih menggunakan kabus hingga hari ini. Sementara perusahaan perkeretaapian besar juga masih menggunakan kabus untuk keperluan langsir.
Kabus juga telah digunakan sebagai penginapan,[8] kantor, dan restoran.[9]
Referensi
^ abcDean, Paul (1983-03-31). "Wave good-bye to the caboose". Lewiston Morning Tribune. (Idaho). (Los Angeles Times). hlm. 2A. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 2019-05-04.