Gerakan Bali Merdeka
Gerakan Bali Merdeka atau disingkat GBM merupakan salah satu gerakan separatisme di Indonesia. Gerakan ini mengancam bahwa Bali akan memisahkan diri dari NKRI. Seruan Bali Merdeka ini sudah ada sejak jaman pemerintahan presiden Soeharto atau jaman Orde Baru.[1] Gerakan ini kembali mencuat setelah terjadinya peristiwa Kerusuhan Lampung Selatan 2012 dan keinginan akan otonomi khusus di Bali.[2] SejarahMasa Orde Baru Isu mengenai wacana Bali Merdeka ini sudah muncul sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto atau masa orde baru.[1] Meskipun sudah ada sejak masa orde baru, wacana ini hanya isu isu politik saja terhadap ketidakpuasan masyarakat Bali terhadap kebijakan sentralistik pemerintah pusat yang mengancam pelestarian adat, agama, dan tradisi dalam konteks pariwisata dan bukan merupakan gerakan gerakan politik dan separatis, hingga melakukan pemberontakan.[2] 2006 8 tahun setelah lengsernya Presiden Soeharto, pada tahun 2006, gerakan ini muncul kembali dan mengancam akan keluar dari NKRI apabila Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) diberlakukan.[3] Pada 3 maret 2006, sejumlah tokoh tokoh masyarakat menyampaikan ancamannya pada sebuah dialog yang diadakan di kantor gubernur Bali yang membahas mengenai RUU APP. Dialog tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 tokoh tokoh masyarakat. Salah satu tokoh yang menyampaikan ancamannya adalah I Putu Gede Indriawan yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Bali. Ia menyampaikan ancamannya dan berkata tidak segan segan keluar dari NKRI apabila RUU APP diberlakukan yang kemudian disambut dengan teriakan MERDEKA dari tokoh tokoh lainnya yang hadir dalam dialog tersebut. Ancaman kemudian dilanjutkan oleh tokoh tokoh lainnya yang hadir dalam dialog tersebut. Pada acara penutupan, mantan Wakil Gubernur Bali I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan meminta agar Pansus RUU APP ditinjau kembali. Ia menegaskan agar Pansus RUU tersebut tidak memfasilitasi mereka untuk terlibat dalam konflik dengan daerah lain.[3] Lihat JugaReferensi
|