GeokodeGeokode (bahasa Inggris: geocode) adalah kode yang mewakili entitas geografis (lokasi atau objek). Kode ini menjadi pengidentifikasi unik si entitas untuk membedakannya dari yang lain dalam himpunan entitas geografis. Pada umumnya, geokode mudah dibaca manusia dan pendek. Berikut contoh geokode beserta entitas yang diwakilinya:
Standar ISO 19112:2019 Diarsipkan 2023-06-09 di Wayback Machine. (subbab 3.1.2) mengadopsi istilah geographic identifier (pengidentifikasi geografis) alih-alih geokode untuk meliputi label panjang: referensi spasial dalam bentuk label atau kode yang mengidentifikasi sebuah lokasi. Sebagai contoh, bagi ISO, nama negara "Indonesia" adalah sebuah label. Geokode utamanya dipakai (pada umumnya sebagai tipe data primitif) untuk pelabelan, integritas data, penandaan geografis, dan pengindeksan spasial. Dalam ilmu komputer teoretis, sistem geokode adalah fungsi hash yang menjaga kelokalan. PembagianAda beberapa hal umum yang mendasari pembagian jenis geokode (atau sistem geokode).
Sistem geokodeHimpunan seluruh geokode sebagai pengidentifikasi unik sel-sel terhadap keseluruhan permukaan geografis (atau wilayah tertentu) disebut sistem geokode (atau skema geokode). Sintaksis dan semantik geokode juga bagian dari definisi sistem:
Banyak ciri-ciri sintaksis dan semantik bisa dirangkum dengan klasifikasi. Enkode dan dekodeTiap geokode bisa dibuat dari penjelasan formal (atau diperluas) dari entitas geografis atau sebaliknya, geokode diterjemahkan jadi entitas yang diwakilinya. Proses yang pertama disebut enkode atau pengodean; proses yang kedua disebut dekode. Berikut beberapa istilah menurut definisi OGC:[6]
Dalam aplikasi pengindeksan spasial, geokode bisa diterjemahkan antara format yang bisa dibaca manusia (misal heksadesimal dan format internal (misal bilangan bulat tak bertanda 64-bit. Sistem nama standarGeokode semisal kode negara, kode kota, dan lain-lain berasal dari tabel nama resmi beserta geometrinya (biasanya segi banyak wilayah administratif). Yang dimaksud resmi di sini dalam konteks kontrol dan konsensus, biasanya tabel yang diatur oleh badan standardisasi atau otoritas pemerintahan. Jadi, pada umumnya, yang dipakai adalah nama standar beserta kode standar (dan geometri resminya). Secara khusus, nama yang dimaksud adalah toponimi dan tabel yang dimaksud adalah sumber untuk penyelesaian toponimi: proses memetakan antara toponimi dengan ciri-ciri spasial yang tidak ambigu terhadap tempat yang sama.[7] Terkadang, nama-nama diubah ke dalam kode angka agar ringkas dan bisa dibaca oleh mesin. Karena bilangan dalam kasus ini adalah pengidentifikasi nama, kita bisa menganggap "nama numerik"—himpunan kode ini bisa disebut sistem nama standar. Penamaan hierarkiDalam konteks geokode, pembagian wilayah adalah proses membagi ruang geografis menjadi dua atau lebih himpunan bagian saling lepas dan menghasilkan mosaik subbagian. Tiap subbagian bisa dibagi lagi secara rekursif untuk menghasilkan mosaik hierarki. Sebuah sistem geokode bisa disebut menggunakan penamaan hierarki ketika nama subbagian bisa dikodekan dan sintaksis kode bisa dipecah menjadi hubungan induk-anak. Potongan (atau fragmen) geokode bisa berupa kode singkatan, bilangan, atau alfanumerik. Contoh populernya adalah sistem geokode ISO 3166-2 yang mewakili nama negara dan nama pembagian administratif yang dipisah dengan tanda hubung. Contohnya, Sistem kisi beraturanDengan mengambil inspirasi dari kisi alfanumerik, kisi global diskret (DGG) adalah mosaik beraturan yang menyelimuti permukaan Bumi (globe). Keberaturan mosaiknya didefinisikan dengan penggunaan sel berbentuk sama untuk keseluruhan kisi dengan luasan yang hampir sama pada wilayah tertentu atau negara. Semua sel pada kisi memiliki identitas (ID sel DGG) dan titik tengah sel bisa dipakai sebagai rujukan saat mengubah geokode menjadi titik geografis. Saat kalimat ringkas yang bisa dibaca manusia dari ID sel distandarkan, ia menjadi geokode. Geokode dari sistem geokode yang berbeda bisa mewakili letak yang sama pada globe dengan bentuk dan presisi yang sama, tetapi berbeda panjang kodenya, karakter yang dipakai, pemisah, atau lain-lain. Kisi nonglobal juga berbeda lingkupnya dan pada umumnya dioptimalkan geometrinya (menghindari tumpang tindih, celah, atau tidak seragam) untuk pemakaian setempat. Kisi hierarkisTiap sel pada sebuah kisi bisa diubah menjadi kisi setempat baru dengan rekursi. Pada ilustrasi contoh, sel Dua geokode dalam sistem geokode hierarkis bisa menggunakan aturan awalan, yaitu geokode dengan awalan yang sama mewakili wilayah berbeda dengan letak kasar yang sama. Dengan ilustrasi yang tadi, Sistem nama dan kisiAda pula sistem campuran dengan pemisahan sintaksis. Misalnya, bagian pertama (awalan) adalah kode nama dan bagian lainnya (akhiran) kode kisi. Misalnya, pintu masuk lift Menara Eiffel di Paris berkode Untuk menyingkat dengan semantik, dalam penerapan geokode yang mendetail, sistem campuran lebih cocok. Menyingkat kode kisi dengan konteksSistem geokode yang menggunakan kisi beraturan pada umumnya lebih pendek daripada koordinat lintang-bujur. Namun, geokode dengan lebih dari 6 karakter sulit diingat. Di sisi lain, geokode yang berdasarkan nama (atau singkatannya) lebih mudah diingat. Untuk mengatasinya, kode campuran bisa dipakai dengan mengurangi karakter kode kisi yang diperlukan dan menggantinya dengan kode nama sebagai konteks kisi setempat.
Contoh pada kolom kode campuran lebih mudah diingat daripada kode kisi lengkap. Caranya beragam, misal geokode OLC bisa disingkat dengan membuang empat karakter pertama dan menambahkan konteks wilayah[8] serta menggunakan konvensi penamaan Kode Plus.[9] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|