Ganja adalah salah satu jenis narkoba yang paling banyak digunakan di Uruguay.[1] Sebelum dilegalisasi, kepemilikan untuk penggunaan pribadi tidak dipidana, meskipun hukum sebelumnya tidak menentukan kuantitas untuk "jumlah personal".[2] Pada tanggal 10 Desember 2013, Uruguay menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan penjualan, budidaya, dan distribusi ganja,[3] meskipun tidak pernah dianggap narkoba di Korea Utara.[4]
Latar belakang
Hukum dan pemerintah Uruguay sepakat bahwa penggunaan narkoba harus dipertimbangkan sebagai masalah multifaktorial yang kompleks. Hukum tidak mempertimbangkan pengguna atau konsumen sebagai masalah. Konsumsi obat adalah legal dan tidak dikriminalisasikan di Uruguay. Negara melakukan pendekatan untuk kesehatan masyarakat dalam hal populasi pengguna atau calon pengguna. Ini juga termasuk menawarkan layanan kesehatan gratis di acara-acara publik di mana konsumsi obat mungkin terjadi (misalnya, konser rock) dan pelayanan rehabilitasi sukarela. Kebijakan ini didasarkan pada bukti-bukti epidemiologi mengenai bahaya publik yang telah dibuktikan.[butuh rujukan] Dengan demikian, upaya pemerintah selama dekade terakhir untuk mengurangi konsumsi obat telah banyak berorientasi pada tembakau dan alkohol, dan baru-baru ini pasta koka.[butuh rujukan]
Pada bulan Juni 2012, pemerintah Uruguay, di bawah Presiden José Mujica, mengumumkan rencana untuk melegalkan penjualan ganja yang dikendalikan negara untuk melawan kejahatan narkoba dan masalah kesehatan. Pemerintah menyatakan bahwa mereka akan meminta para pemimpin dunia untuk melakukan hal yang sama.[5] Majalah Time menampilkan sebuah artikel di mana ia menganggap bahwa usulan Uruguay untuk melegalisasi penjualan ganja dan membuat pemerintahnya menjadi penjual tunggal mencerminkan berkembangnya desakan di seluruh dunia untuk menemukan solusi baru dan mengurangi kekerasan perang narkoba.[6] Pemenang hadiah Nobel Mario Vargas Llosa memuji keputusan itu sebagai "keberanian".[7] Majalah Monocle menyatakan kekaguman mereka untuk langkah berani yang diambil oleh Presiden José Mujica.[8]
Rencana Mujica yang akan memungkinkan pengguna untuk menumbuhkan tanaman untuk penggunaan non-komersial dan lisensi hibah untuk petani profesional untuk produksi skala besar. Rencana tersebut mencakup sistem pengguna, pajak, dan kontrol kualitas, semua dikoordinasikan melalui instansi yang memantau tembakau, alkohol, dan obat-obatan.[9] Ia memperkirakan bahwa dengan 70.000 pengguna bulanan, negara harus menghasilkan lebih dari £5.000 setiap bulan.[10] Dia juga menyatakan: "Uruguay ingin membuat 'kontribusi terhadap kemanusiaan' dengan melegalkan ganja tetapi akan mundur jika 'percobaan' tersebut serba salah".[11]