Fregat Sacshen (F219) atau FGS Sachsen 219 merupakan fregat berpeluru kendali (guided-missile frigate) yang menjadi kapal pemimpin dari fregat kelas Sacshen (F124) milik Angkatan Laut Jerman. Kapal ini diperuntukan sebagai pengganti fregat kelas Lutjens yang beroperasi sejak era Perang Dingin hingga awal 2000an. Terdapat tiga kapal kelas ini yang sudah dibuat, Sacshen sebagai kapal pemimpin secara resmi berlayar pada 4 November 2004.[1][2]
Sejarah dan pengembangan
Jerman mulai mengembangkan fregat peluru kendali sebagai persiapan untuk mengganti tiga buah kapal kelas Lutjens yang mulai tertinggal secara teknologi.[1] Ketiga kapal kelas Sacshen yang akan dibuat merupakan hasil kerja sama trilateral antara pemerintah Jerman, Belanda, dan Spanyol. Tiga perusahaan dari Jerman yaitu Blohm + Voss dari Jerman sebagai pemimpin, Howaldtwerke-Deutsche Werft dan Thyssen Nordseewerke kemudian membentuk satu konsorsium bernama ThyssenKrupp Marine Systems untuk menindaklanjuti kerja sama ini[1][2]
Karakteristik umum
FGS Sachsen memiliki berat benaman 6400 ton dengan total panjang sekitar 190 meter. Daya dari kapal ini bersumber dari mesin CODAG (combined diesel and gas) yang terdiri dari 2 mesin diesel MTU V20 ( 7,400 kW pada 1,350rpm.) dan 1 mesin gas General Electric LM2500 (23,500 kW pada 3,600rpm). Mesin-mesin ini mampu menggerakan 2 buah baling-baling penggerak dengan 5 daun yang membuat FGS Sachsen mencapai kecepatan maksimal sekitar 29 knots dengan jangkauan tempuh lebih dari 4000 mil (pada kecepatan 18 knots).[2][3]
Dari segi persenjataan, kapal ini dilengkapi berbagai jenis peluru kendali anti kapal dan anti pesawat dari jarak menengah hingga jarak jauh. Selain itu kapal ini dilengkapi meriam howitzer KMW PzH dengan diameter 155mm, sebuah senapan berkaliber 76mm, dan dua buah senapan berkaliber 20mm. Kapal ini juga dapat mengakomodasi dua helikopter berjenis NHI NH90.[2][3]
Operasional
FGS Sachsen memulai dinasnya pada 2004 dengan berlayar ke pantai barat Amerika Serikat untuk melakukan uji coba persenjataannya. Setelah sukses pada uji coba tersebut kapal ini kemudian berpartisipasi pada latihan militer bersama Jerman-Amerika serikat di Samudra Pasifik hingga 2010. Setelah itu kapal ini ditarik untuk berpatroli di Laut Meditrania. Pada Januari 2013, Kapal ini ikut serta dalam latihan militer bersama NATO. Kapal ini kemudian juga turut menjadi bagian dari angkatan laut jerman dalam Operasi Good Hope bersama Angkatan Laut Afrika Selatan.[1]
Insiden
Pada 28 Juni 2018, kapal ini mengalami kerusakan saat melakukan uji-coba penembakan peluru kendali di lepas pantai Norwegia. Peluru kendali diketahui terjebak sebelum akhirnya meledak dalam kapal dan melukai dua personel angkatan laut Jerman.[4]
Referensi