KaptenFrancis Light (lahir tahun 1740 - meninggal 25 Oktober1794)[1] adalah seorang Inggris yang pada tahun 1786 mendirikan Penang, salah satu koloni Britania yang sekarang masuk dalam wilayah teritorial Malaysia, dan ibu kotanya George Town.
Awal kehidupan
Light dibaptis di Dallinghoo, Suffolk, Inggris pada tanggal 15Oktober 1740.[2] Ibunya disebut bernama Mary Light dan nama ayahnya tidak pernah disebutkan. Ia dirawat oleh seorang kerabat, bangsawan William Negus. Setelah mengenyam pendidikan di sekolah menengah bersama dengan anak-anak Negus, ia mulai belajar pada seorang dokter kapal. Para peneliti awalnya meyakini bahwa Light adalah anak tidak sah William Negus, tetapi menurut Noël Francis Light Purdon, keturunan beberapa generasi dari Francis Light, Negus menerima pembayaran untuk merawatnya dan bertindak sebagai wali pada semua tingkat pendidikannya.[3]
Karier
Dari tahun 1759 hingga 1763, Light bekerja sebagai taruna Angkatan laut Kerajaan. Ia pergi untuk mencari peruntungan di koloni-koloni dan sejak tahun 1765 bekerja sebagai pedagang swasta.
Ketertarikan Light pada Penang dimulai pada tahun 1771 ketika ia mengusulkan gagasan membentuk permukiman Britania di lingkungan Semenanjung Melayu pada Warren Hastings, Gubernur Perusahaan Hindia Timur pada Kepresidenan Fort William. Ia menyarankan agar Pulau Pinang bisa berfungsi sebagai "magasin terdekat untuk perdagangan Timur", tapi pada waktu itu idenya tidak memperoleh dukungan.[4]
Selama sepuluh tahun ia bermarkas di Salang, tempat ia menghidupkan kembali sebuah pos perdagangan Prancis yang gagal. Saat itu ia belajar berbicara dan menulis dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Melayu dan Thai. Pada tahun 1785, ia memperingatkan orang-orang Siam di Pulau Phuket akan adanya serangan Birma dalam waktu dekat. Peringatan Light menjadikan para penghuni pulau untuk mempersiapkan pertahanan Phuket dan kemudian mengusir invasi Birma.
Saran Light sebelumnya tidak membawa hasil. Tetapi, setelah terjadi perang yang berakhir pada Perdamaian 1783 dengan Prancis dan Spanyol, yang dalam perang itu Inggris bertempur dengan Prancis untuk menunjukkan keunggulan angkatan laut masing-masing, saran Light dianggap penting. Pada tahun 1786, atas nama Perusahaan Hindia Timur Britania, Light menyewa Pulau Pinang dari Sultan Abdullah Mukarram Shah dari Kesultanan Kedah, menamakannya Pulau Pangeran Wales, dan menetapkan ibu kotanya, George Town. Di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Sir John Macpherson, Light diberi jabatan Pengawas dan bertanggung jawab atas permukiman. Dengan demikian dimulailah ekspansi Britania ke Negara-Negara Melayu dan kolonisasi Britania di Asia Tenggara.
Namun, Sultan Kedah terikat dengan model politik mandala Asia Tenggara untuk setia kepada Raja Siam. Light melampaui kewenangannya dengan menjanjikan bantuan militer apabila Birma atau Siam menyerang.[5] Oleh karena itu, ketika wilayah Sultan diserang dan tidak ada bantuan datang, Sultan berusaha mengambil kembali pulau itu sebagai tempat berlindung.[6] Sebuah legenda muncul menyebutkan bahwa Light diberikan seorang Putri Kedah sebagai hadiah, atau pulau itu sebagai mas kawinnya, meskipun sumber-sumber lain menyatakan bahwa Putri itu dikirim untuk meminta bantuan pada Light atas nama Sultan.[7][8]
Koloni Penang yang multikultural berhasil luar biasa sejak awal dan Light menjabat sebagai Pengawas permukiman hingga ia meninggal.
Keluarga
Light meninggal karena malaria pada 21 November 1794 dan dimakamkan di Pemakaman Protestan Penang di Jalan Northam (sekarang Jalan Sultan Ahmad Shah) di George Town. Sebuah patung, yang menyandang namanya, tetapi memiliki fitur wajah putranya, William, berdiri di Fort Cornwallis di George Town.
Light memiliki empat orang putri dan dua orang putra dari istrinya Martina Rozells, yang disebut memiliki darah keturunan Portugis dan Siam. Martina kadang-kadang disebut dalam kesastraan sebagai Putri Kedah, seperti disebutkan di atas. Light tidak menyebutkan saat mereka menikah secara resmi. Tetapi, pernikahannya melawan aturan Perusahaan Hindia Timur yang melarang menikahi seorang Katolik dan, karena Martina Katolik, Light mungkin mencoba menghindari pemecatan dengan tidak pernah mengumumkan pernikahannya. Ia meninggalkan warisan properti yang cukup besar.
Putra mereka, Kolonel William Light, adalah Inspektur Jenderal pertama Koloni Australia Selatan. William terkenal karena memilih lokasi ibu kota koloni, Adelaide, dan merancang tata letak jalan-jalan dan taman-taman di pusat kota Adelaide, Adelaide Utara, dan Lahan Taman Adelaide.
Peninggalan
Sebuah jalan di dekat distrik warisan George Town, Penang diberi nama sesuai dengan namanya. Salah satu sekolah putri tertua di Penang, "Convent Light Street", terletak di jalan itu.
^ abTanggal di makamnya di Pemakaman Jalan Northam menyebutkan ia meninggal tanggal 21 Oktober 1794, tetapi sebuah laporan resmi yang dikirim oleh Philip Mannington, pengganti Light, menunjukkan Francis Light meninggal pada tanggal "25 Oktober 1794".
Journal of the Society for Army Historical Research, Society for Army Historical Research (London, England), 1982; Item notes: v.60 no.244 1982; p. 80
Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Malayan Branch, Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, 1959; p. 22
^"Captain Francis Light, George Town". Penang Travel Tips (dalam bahasa bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-28. Diakses tanggal 15-11-2016.Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^James, Leslie (2005). On The Trail of Francis Light, Founder of Modern Penang.
^Crawfurd, John (August 2006) [First published 1830]. "Chapter I — Arrival at Penang.". Journal of an Embassy from the Governor-general of India to the Courts of Siam and Cochin China. Volume 1 (edisi ke-2nd). London: H. Colburn and R. Bentley. hlm. 22. OCLC03452414. Diakses tanggal 10 February 2014. The history of this little establishment is very shortly told.... There is no foundation whatever for the idle story which has gained currency, of Mr. Light's having received Penang as a dowry with a daughter of the King of Queda. It was made over to the East India Company, in consideration of a yearly payment of 6000 Spanish dollars....
Bibliografi
Sandhu, Kernial Singh (1969). Indians in Malaya-immigration and settlement 1786-1957 (dalam bahasa bahasa Inggris). Cambridge, UK: Cambridge University Press. ISBN9780521072748.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Anasanatnam, Sinnappah (1979). Indians in Malaysia and Singapore (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press untuk Institute of Race Relations.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)