Selama masa kanak-kanak Charles VIII dari Prancis, Frañsez II, khawatir di dalam menjaga wilayah mandiri adipatinya, ia bersekutu dirinya sendiri dengan Adipati Orléans dan Comte Angoulême melawan kekuasaan Anne Prancis, yang melakukan politik curang sama seperti yang dilakukan ayahandanya terhadap Bretagne. Akan tetapi dengan ikut campur di dalam politik tetangganya, Prancis, ia mengabaikan kerajaannya sendiri. Perdana menterinya yang korupsi dan penindas, Guillaume Chauvin, digulingkan oleh bendahara umum Pierre Landais. Namun sebagian besar kebangsawanan, disuap dan didukung oleh Anne dan Charles, yang sangat ingin menundukkan Bretagne, melangsungkan sebuah kudeta melawan Landais, yang akhirnya dihukum gantung. Sebagai pelindung Lancastrian yang diasingkan, kemungkinan bahwa Frañsez menghendaki Penghargaan Richmondnya kepada Henry Tudor, yang menggayakan dirinya sendiri Earl of Richmond, meskipun hal tersebut tinggal sebagai isu yang tidak tercatat di antara mereka dan sedikit yang didapatkan untuk pewaris rentan di dalam status tersebut yang lebih rendah. (Sejarah menunjukkan bahwa dengan tuntutan yang bermasalah dengan gelar dapat bekerja sebagai sekutu sementara, seperti banyak koperasi di antara penguasa Inggris dan Prancis, dibalik berbagai perang mereka.) Tanpa bantuan dari sekutu tradisional Bretagne, Inggris, yang terlibat di dalam Perang Mawar, Frañsez melihat wilayah adipatinya dijarah di dalam apa yang dikenal sebagai Perang Gila (La Guerre Folle).
Meskipun demikian, pada tahun 1486, wilayah Bretagne dikonfirmasikan suksesi Bretagne atas putri Frañsez, Anne, untuk memastikan kebebasan dari Prancis. Perjanjian Chateaubriant, yang ditandatangani pada tahun 1487 dengan Prancis, menegaskan kebebasan Bretagne, tetapi Prancis terus mengacau di wilayah adipati tersebut. Frañsez kemudian bersekutu dengan Maximilian I, Kaisar Romawi Suci, melawan Prancis; akan tetapi, Bretagne dikalahkan pada tanggal 28 Juli di dalam Perang Saint-Aubin-du-Cormier. Beberapa hari kemudian, pada tanggal 10 Agustus, Frañsez dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Verger. Di bawah kondisi perjanjian, adipati itu terpaksa harus menyerahkan dirinya sendiri dan wilayah adipatinya sebagai Vasal raja Prancis. Frañsez II meninggal tak lama kemudian, karena terjatuh dari kudanya. Setelah kematiannya, Charles VIII menyerang Bretagne dan memaksa ahli waris Anne untuk menikahinya, sehingga mampu mengendalikan wilayah adipati itu.
Makam Frañsez, yang ditugaskan oleh Anne, merupakan contoh penting dari seni awal Renaisans di Prancis. Patung itu dibuat oleh Jean Perréal dan Michel Colombe.