Ferry Sie King Lien adalah seorang pejuang Tionghoa Indonesia. Ferry Sie King Lien lahir pada 1933 dari keluarga pemilik pabrik gelas tersohor di Kartodipuran, Surakarta, Jawa Tengah. Ia merupakan satu dari sedikit Tentara Pelajar dari kalangan Tionghoa yang ikut mengangkat senjata pada pertempuran di Solo tahun 1949. Bersama empat orang rekannya, Soehandi, Tjiptardjie, Salamoen, dan Semedi, Ferry Sie King Lien mendapat tugas khusus dari kesatuannya, yakni memberikan dorongan moril kepada rakyat untuk sama-sama berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Diceritakan Iwan Sentosa dalam Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran: Sejak Nusantara sampai Indonesia, cara Ferry Sie King Lien dalam menjalankan misinya adalah dengan mencoret-coret tembok dan menyebarkan selebaran berisi ajakan melawan tantara Belanda kepada seluruh rakyat Solo, serta menembaki markas-markas pasukan Belanda. Setiap malam ia dan kawan-kawan dari gerilyawan malam Sektor A Rayon V, Subwehrkreis 106 Arjuna keluar melancarkan aksi berbahayanya itu.[1]
Kontak tembak terjadi, sejumlah peluru mengenai tubuh Sie King Lien dan Soehandi. Keduanya tewas di tempat dan ketiga rekannya berhasil lolos. Berkat perjuangannya, pemerintah Indonesia memutuskan memindahkan makamnya dari pemakaman umum ke Taman Makam Pahlawan Taman Bahagia, Solo.[2]
Referensi