Fatima Ahmed Ibrahim (1930 - 2017) adalah seorang politikus sosialis wanita asal Sudan yang terkenal menggunakan paham feminisme sebagai landasan kiprahnya di dunia politik. Aktivisme politik dengan paham feminisme yang ia junjung tinggi tidak terpisahkan satu sama lain. Ia memasukkan unsur kebanggaan atas identitasnya terlepas dari posisinya yang dikenal kontroversial di Sudan karena menantang status quo, di mana Sudan adalah negara Islam konservatif pada masanya yang tidak memihak perempuan. Hal ini ditunjukkan dengan dirinya yang mengenakan toub, kain panjang yang diikat longgar membalut seluruh badan dan melingkar di atas kepala, yang mana di sisi lain Fatima juga dengan berani menentang praktik keagamaan di Sudan yang merampas hak-hak dasar perempuan[1]. Fatima menjadi anggota parlemen perempuan pertama di Sudan pada 1965 setelah berpartisipasi dalam gerakan demokrasi yang menghapus kekerasan militer.
Kehidupan awal
Fatima lahir di kota Omdurman, Sudan dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan cemerlang. Ibunya bernama Aisha Mohamed Ahmed Fadl, yang merupakan lulusan perguruan tinggi, dan ayahnya bernama Ahmed Ibrahim, seorang guru dan imam. Ayahnya melarang Fatima untuk menghadiri University of Khartoum, di mana ia kemudian melanjutkan kiprahnya sebagai guru. Terpengaruh oleh kakak laki-lakinya, pada umur 19 tahun Fatima kemudian menjadi anggota Partai Komunis Sudan yang pada saat itu merupakan satu-satunya partai di Sudan yang memperbolehkan perempuan sebagai anggota. Pada 1969, Fatima menikah dengan Alshafie Ahmed Alshiekh, salah satu anggota serikat buruh di Sudan. Di tahun yang sama, Jaafar Nimeiry mengkudeta Sudan dan menggulingkan pemerintah bersamaan dengan menghabisi perangkat yang lebih tinggi. Suami Fatima yang merupakan salah satu anggota aktif serikat buruh kemudian menjadi sasaran karena menentang pemerintahan Nimeiry. Alshiekh disiksa dan dieksekusi pada tahun 1971, yang kemudian menyebabkan Fatima menjadi tahanan rumah[2]. Walaupun demikian, Fatima masih terus melawan rezim, yang selanjutnya mengantarkan dirinya pada penjara seumur hidup sebelum dibebaskan pada 1985 ketika Nimeiry berhasil digulingkan.
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori. Tag ini diberikan pada Maret 2023.