Falsifiabilitas (keterpalsuan) atau refutabilitas (ketersangkalan/ketertampikan) adalah kemungkinan bahwa sebuah pernyataan dapat difalsifikasi atau dibuktikan salah melalui observasi atau uji coba fisik. Sesuatu yang bisa difalsifikasi bukan berarti itu salah, tetapi berarti bahwa jika pernyataan tersebut salah, maka kesalahannya dapat ditunjukkan.
Klaim bahwa "tidak ada manusia yang hidup selamanya" tidak dapat difalsifikasi karena tidak mungkin untuk dibuktikan salah. Dalam teori, seseorang harus mengamati seorang manusia hidup selamanya untuk memfalsifikasi klaim tersebut. Di sisi lain, "semua manusia hidup selamanya" dapat difalsifikasi karena kematian satu orang manusia dapat membuktikan pernyataan tersebut salah (tidak meliputi pernyataan metafisis mengenai jiwa, yang tidak dapat difalsifikasi).
Falsifiabilitas, terutama testabilitas (keterujian), merupakan konsep penting dalam ilmu pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan. Konsep ini dipopulerkan oleh Karl Popper. Popper menyatakan bahwa hipotesis, dalil, atau teori, itu ilmiah apabila bisa difalsifikasi. Falsifiabilitas merupakan kriteria penting (tetapi tidak cukup) untuk gagasan-gagasan ilmiah. Ia juga menyatakan bahwa pernyataan yang tak bisa difalsifikasi itu tidak ilmiah.