Faktor keamananDalam ilmu rekayasa, faktor keamanan (bahasa Inggris: factor of safety, disingkat FoS, atau safety factor, disingkat SF), menyatakan seberapa besar suatu sistem lebih kuat dari yang diperlukan dalam menahan pembebanan yang direncanakan. Faktor keamanan seringkali dihitung menggunakan analisis mendetail karena pengetesan komprehensif tidak praktis pada banyak proyek, seperti jembatan dan bangunan, sementara kemampuan struktur menahan pembebanan mesti ditentukan berdasarkan tingkat keakuratan yang masuk akal. Banyak sistem secara sengaja dibangun amat lebih kuat dibandingkan yang diperlukan dalam penggunaan normal untuk memperbolehkan penggunaan dalam keadaan darurat, pembebanan tak terduga, penggunaan tak tepat, atau degradasi (keandalan). DefinisiTerdapat dua definisi faktor keamanan (FoS), yaitu:
Faktor keamanan terealisasi harus lebih besar dari faktor desain yang diperlukan. Akan tetapi, penggunaan istilah di antara berbagai macam industri dan kelompok ilmu rekayasa tak konsisten dan membingungkan; terdapat beberapa definisi yang digunakan. Penyebab utama ketertukaran definisi adalah perbedaan penggunaan definisi dan istilah faktor keamanan di dalam berbagai buku referensi dan badan standardisasi. Peraturan bangunan, serta buku teks rekayasa struktur dan mesin seringkali mengacu "faktor keamanan" sebagai rasio kapabilitas struktur total terhadap kekuatan yang diperlukan[1][2][3] (penggunaan definisi pertama). Sementara itu, kebanyakan buku kekuatan bahan tingkat sarjana, "faktor keamanan" digunakan untuk nilai konstanta yang ditetapkan sebagai target minimum desain[4][5][6] (penggunaan definisi kedua). Berdasarkan definisi pertama, faktor keamanan dapat dirumuskan sebagai berikut. SejarahMenurut Elishakoff,[7][8] gagasan faktor keamanan dalam konteks rekayasa pertama kali dikenalkan pada 1729 oleh Bernard Forest de Bélidor (1698-1761),[9] seorang rekayasawan Prancis yang bekerja dalam bidang hidraulika, matematika, teknik sipil, dan teknik militer. Aspek filosofi dari faktor keamanan dijabarkan oleh Doorn dan Hansson.[10] Lihat pula
Rujukan
Bacaan lanjutan
|
Portal di Ensiklopedia Dunia