Everyday is a Lullaby
Everyday is a Lullaby adalah film drama misteri Indonesia tahun 2020 yang disutradarai oleh Putrama Tuta dan ditulis oleh Ilya Sigma. Film yang diproduksi oleh The United Team of Art ini dibintangi oleh Anjasmara, Raihaanun, Fahrani, Aghi Narottama, Wulan Guritno, dan Fatih Unru. Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Busan pada 30 Oktober 2020. SinopsisRektra merupakan seorang penulis skenario yang dikenal dan mendapat gelar terbaik. Ia bisa bekerja kapan pun ia mau. Namun, seiring berjalannya waktu, baik bakat maupun hasratnya terhadap film mulai memudar. Ia mulai berpikir bahwa membuat film horor sensual dengan anggaran rendah akan membuat hidupnya lebih baik. Untuk mengatasi keterpurukan tersebut, ia mencoba menciptakan sebuah mahakarya abadi dalam hidupnya yang terinspirasi oleh pacarnya yang merupakan seorang aktris. Pemeran
ProduksiFilm Everyday is A Lullaby diproduksi sejak tahun 2016. Skenario film ditulis oleh Ilya Sigma dan disutradarai oleh Putrama Tuta. Tuta mengatakan proses penyuntingan film tersebut memakan waktu yang lebih lama karena ia dan penyunting film asal Filipina yang telah mendapat banyak penghargaan, Chuck Gutierrez terus mengubah warna film tersebut. Pengarah sinematografi film ini adalah Ipung Rachmat Syaiful, yang telah diakui atas kemampuannya menciptakan warna nocturnal bahkan saat adegan dalam ruangan dan siang hari seperti dalam film Dead Time: Kala dan Pintu Terlarang karya Joko Anwar.[1] Menurut Tuta sebagai sutradara, film ini dibangun untuk menciptakan sudut pandang. Aktor yang terlibat bukan hanya berakting tetapi memainkan dan mengisolasi karakter yang dimainkan sehingga dapat menyampaikan dengan penuh kejujuran untuk mengungkapkan kebenaran dari situasi yang diciptakan oleh pikiran.[2] Anjasmara yang memerankan karakter Den Rektra mengaku aktingnya di fim tersebut berdampak besar dalam kehidupannya sehari-hari. Ia butuh waktu yang cukup panjang untuk keluar dari karakter Rektra.[3] PenayanganEveryday is A Lullaby tayang perdana di Festival Film Internasional Busan pada bulan 30 Oktober 2020. Film bergenre drama itu diputar dalam program A Window on Asian Cinema bersama 31 film Asia lainnya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah film tahun ini hanya sebanyak 192 film dari 68 negara dan akan ditayangkan satu kali selama festival berlangsung.[2] Film ini juga tayang secara daring di Festival Film Asiatica, Italia pada 21 Desember 2020.[4] John Badalu sebagai produser film tersebut mengatakan bahwa film indie tersebut tidak akan dirilis secara komersial di bioskop.[5] Referensi
Pranala luar
|