Etika nuklir adalah bidang akademik dan studi kebijakan lintas disiplin yang mempelajari perang nuklir, deterensi nuklir, pengendalian senjata nuklir, persenjataan nuklir, atau energi nuklir lewat satu atau beberapa teori etika dan moralitas.[1][2][3] Dalam studi keamanan kontemporer, permasalahan perang nuklir, deterensi, proliferasi, dan lainnya biasa dipahami dalam lingkup politik, strategi, atau militer.[4] Dalam studi organisasi dan hukum internasional, permasalahan ini juga dipelajari dalam lingkup hukum.[5] Etika nuklir menyatakan bahwa kemungkinan kepunahan manusia, kehancuran massal manusia, atau kerusakan lingkungan massal akibat perang nuklir merupakan persoalan etika atau moral yang mendalam. Teori ini secara spesifik menyatakan bahwa kepunahan manusia, kehancuran massal manusia, atau kerusakan lingkungan tergolong sebagai kejahatan moral. Etika nuklir turut mempersoalkan generasi masa depan dan beban yang diakibatkan oleh limbah dan polusi nuklir. Sejumlah akademisi menyimpulkan bahwa mengambil tindakan yang memicu persoalan tersebut salah secara moral, artinya terlibat dalam perang nuklir dianggap salah secara moral.[6]
Etika nuklir mengupas kebijakan deterensi nuklir, pengendalian dan pelucutan senjata nuklir, dan energi nuklir selama masih terkait dengan penyebab atau pencegahan perang nuklir. Alasan etis deterensi nuklir, misalnya, menyoroti peran deterensi dalam mencegah perang nuklir antara negara-negara besar sejak Perang Dunia II berakhir.[7] Sejumlah ilmuwan mengklaim bahwa deterensi nuklir adalah tanggapan yang rasional secara moral terhadap dunia yang penuh senjata nuklir.[8] Sebaliknya, kritik moral deterensi nuklir justru menyoroti kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia dan hak-hak demokratis.[9]
^Nye, Jr., Joseph (1986). Nuclear Ethics. New York, NY: The Free Press. ISBN0-02-923091-8.
^Sohail H. Hashmi and Steven P. Lee, ed. (2004). Ethics and Weapons of Mass Destruction: Religious and Secular Perspectives. Cambridge UK: Cambridge University Press. ISBN0-521-54526-9.
^Buzan, Barry; Hansen, Lene (2009). "4". The Evolution of International Security Studies. Cambridge UK: Cambridge University Press. ISBN978-0-521-69422-3.
^Szasz, Paul C. (2004). "2". Dalam Sohail H. Hashmi and Steven P. Lee. Ethics and Weapons of Mass Destruction: Religious and Secular Perspectives. Cambridge UK: Cambridge University Press. hlm. 43–72.
^Nye, Jr., Joseph S (1986). "5". Nuclear Ethics. New York NY: The Free Press. hlm. 59–80.
^Kavka, Greg S. (1978). "Some Paradoxes of Deterrence". Journal of Philosophy. 75 (6): 285–302. doi:10.2307/2025707.
^Shue, Henry (2004). "7". Dalam Sohail H. Hashmi and Steven P. Lee. Ethics and Weapons of Mass Destruction: Religious and Secular Perspectives. Cambridge UK: Cambridge University Press. hlm. 139–162.
Artikel bertopik senjata ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.