Etika bisnisEtika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap tindakan bisnis harus dilandasi oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang disertai dengan tanggung jawab. Dalam etika bisnis, tindakan bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok atau perusahaan tidak boleh sampai merugikan orang lain di luar kegiatan bisnis. Etika bisnis dikembangkan oleh masyarakat di tempat bisnis diadakan. Tujuan penerapan etika bisnis adalah memmudahkan pencapaian tujuan bisnis. Etika bisnis dilaksanakan dengan menggunakan metode yang diterima oleh logika dan bersifat estetika. Konsep-konsep etika bisnis mulai diterapkan sejak awal abad ke-21 Masehi.[1] Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika bisnis merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun bisnis. Dalam bisnis modern, konsumen berperan penting sebagai stakeholder yang menentukan kemajuan bisnis. Tanpa adanya konsumen yang membeli barang atau jasa, maka bisnis tidak akan berjalan. Perusahaan tidak hanya mengumpulkan profit semaksimal mungkin tetapi juga bagaimana menjaga konsumen agar selalu nyaman dan tidak terganggu dengan aktivitas bisnis yang dilakukan[2] SejarahEtika bisnis telah diterapkan oleh negara-negara di Eropa sejak munculnya pemikiran kapitalisme. Landasan pemikiran ini datang dari pemikiran agama khususnya doktrin gereja. Pada masa kemuculan kapitalis, sedang berlaku beberapa kegiatan untuk membuat suku bunga pada uang pinjaman. Gereja dan kaum kapitalis melarang kegiatan tersebut, karena pinjaman ini digunakan untuk keperluan konsumsi bagi masyarakat miskin. Dasar pelarangannya adalah kegiatan konsumsi merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat berakhir kecuali si peminjam uang mengalami kematian. Suku bunga akan bertambah terus-menerus selama peminjam masih hidup. Karenanya, gereja dan kaum kapitalis mengadakan kerja sama untuk membuat aturan kegiatan bisnis yang mempunyai etika.[3] PrinsipPerusahaan yang menerapkan etika bisnis dapat diketahui melalui prinsip etika bisnis. Dalam etika bisnis terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi yaitu prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan dan integritas moral. Prinsip otonomi merupakan kemampuan seseorang bertindak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Segala tindakannya berdasarkan pada kesadaran dirinya sendiri Prinsip kejujuran menekankan sifat terbuka dalam memenuhi syarat-syarat bisnis. Prinsip keadilan berarti bahwa segala kegaiatan dan penilaian terhadap bisnis harus diamati secara objektif, rasional, dan penuh tanggung jawab. Prinsip saling menguntungkan berarti bahwa di dalam bisni tidak ada pihak yang dirugikan. Sedangkan prinsip integritas moral berkaitan dengan pemenuhan standar moralitas yang berlaku di masyarakat. Tidak terpenuhinya salah satu prinsip tersebut merupakan pertanda adanya pelanggaran etika bisnis. Prinsip yang cukup sulit diukur adalah prinsip inegritas moral. Pengukurannya harus menggunakan sudut pandang moral yang meliputi hati nurani, kaidah emas, dan penilaian umum. Hati nurani digunakan untuk menentukan pilihan dalam bisnis yang sesuai dengan keinginan pelaku usaha. Bisnis harus sesuai dengan kepribadian dari pelaku usaha dan tidak boleh bertentangan. Kaidah emas merupakan tindakan moral yang menghargai orang lain dan tidak menghina orang lain. Sedangkan penilaian umum berarti bisnis dinilai mempunyai etika ketika dinilai baik oleh masyarakat.[4] PendekatanPerusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
Tata caraEtika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:[5]
Referensi
Pranala luar |