Ekonomi Anak Macan diberi nama demikian karena keempat negara ini mengikuti model pembangunan ekonomiberorientasi ekspor yang dijalankan Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan yang secara kolektif disebut Empat Macan Asia. Keempat negara industri baru tersebut disebut anak macan karena memiliki potensi untuk bangkit menjadi macan dewasa atau negara maju.[3] Faktanya, empat negara ini masuk dalam daftar 50 ekonomi terbaik dunia tahun 2050 versi HSBC,[4] sedangkan Indonesia dan Filipina masuk dalam daftar Next Eleven versi Goldman Sachs berkat pertumbuhan cepat dan jumlah penduduknya yang besar.
Pengusaha Tionghoa di luar negeri memainkan peran penting dalam pembangunan sektor swasta di kawasan ini. Bisnis mereka merupakan bagian dari jaringan bambu, yaitu jaringan bisnis Tionghoa luar negeri yang beroperasi di pasar Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina dengan ikatan keluarga dan budaya yang sama.[5] Transformasi Cina menjadi kekuatan ekonomi besar pada abad ke-21 mendorong peningkatan investasi di negara-negara Asia Tenggara yang memiliki jaringan bambu.[6]