Duriangkang, Sei Beduk, Batam

Duriangkang
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Riau
KotaBatam
KecamatanSei Beduk
Kode Kemendagri21.71.07.1002 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS2171040005 Edit nilai pada Wikidata
Luas11,273 km²
Jumlah penduduk19.550 jiwa (2020)
Kepadatan1.734 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 1°0′48.64″N 104°3′4.36″E / 1.0135111°N 104.0512111°E / 1.0135111; 104.0512111

Duriangkang adalah sebuah kelurahan di kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. Luas wilayah kelurahan ini adalah 11,273 km², dengan jumlah penduduk tahun 2020 sebanyak 19.550 jiwa, dan kepadatan 1.734 jiwa/km².[1] Kelurahan ini memiliki 15 Rukun Warga (RW) dan 73 Rukun Tetangga (RT).

Demografi

Kota Batam dikenal sebagai salah satu kota yang multikultural di Indonesia, kemajemukan masyarakat terlihat dalam identitas warga, termasuk etnis dan agama kepercayaan. Masyarakat di kecamatan Sei Beduk, didominasi oleh suku Melayu, Batak, Minangkabau dan Jawa.[2] Ada juga kelompok etnis lain seperti Tionghoa, Bugis, Nias, Sunda, Minahasa, dan lainnya.

Bahasa yang digunakan di daerah ini umumnya adalah bahasa Indonesia, juga bahasa Melayu Batam dan bahasa lainnya seperti Batak yang kebanyakan adalah Batak Toba, bahasa Minangkabau, dan bahasa Jawa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Batam 2020, pemeluk agama di kelurahan ini cukup beragam, dimana Islam 73,17%, kemudian Kristen 26,34% (Protestan 22,98% dan Katolik 3,36%), Budha 0,22%, Konghucu 0,05% dan lainnya 0,22%.[1]

Pekerjaan

Pekerjaan warga didominasi oleh karyawan swasta dan buruh, atau pekerja industri yang ada disekitar kota Batam. Ada juga yang merupakan pedagang, nelayan, tenaga medis, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pekerja kantoran lainnya termasuk perbankan, dan juga sebagai ibu rumah tangga dan sebagainya.[1]

Referensi

  1. ^ a b c "Kecamatan Sei Beduk Dalam Angka 2020" (pdf). www.batamkota.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Oktober 2020. 
  2. ^ "Mengenal Beberapa Kebudayaan dan Adat Istiadat di Kota Batam". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 17 Oktober 2020. 

Pranala luar