Duren adalah merupakan sebuah desa di kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah drsa Duren Terdiri dari 8 RW, di mana tiap RW mewakili dusun yang dipimpin oleh seorang Kadus (Kepala Dusun), yakin dusun Krajan, Miri, Dukuh, Babadan, Ngepringan, Tanubayu, Gading dan Karang Wuni dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Kades) yang dipilih secara langsung oleh masyarakat setiap 5 tahunan sekali.
Di salah satu dusun tersebut, yakni dusun Gading terdapat satu pondok pesantren yang bernama Bustanu Ussyaqil Qur'an yang diasuh oleh K.H Abdul Hanif (wafat tahun 2017).
Di era sebelum tahun 90-an, desa Duren terbilang cukup terisolir, dimana instalasi listrik belum masuk, dan jalan penghubung dari dan ke luar daerah masih sangat sederhana sekali dan belum aspal. Sehingga aksesibilitas masyarakat Duren ini cukup terbatas, hal itu juga dipengaruhi kondisi geografis tanah desa Duren yang dikelilingi sungai dan perbukitan. Waktu itu masyarakat harus melalui jalanan naik dan turun perbukitan untuk bisa mendapatkan akses jalur angkutan umum, baik melewati dusun Ngepringan atau melalui dusun Tanggen. Alternatif lainnya adalah dengan naik ojek menuju desa Klero melalui jalur desa Regunung atau jalur desa Kenteng.
Hingga di awal-awal tahun 90-an, desa Duren tercatat dan termasuk dalam program IDT atau Inpress Desa Tertinggal yang dicanangkan oleh pemerintahan presiden Soeharto, sehingga pembangunan infrastruktur mulai dilaksanakan atas bantuan pemerintah waktu itu. Sehingga di awal tahun 1993, dimulailah proyek pengaspalan jalan yang menghubungkan ke luar daerah desa Duren. Dan pada tahun 1992, instalasi listrik telah tersambung dan dapat dinikmati oleh penduduk desa setempat.
Sekitar tahun 1997, telah dilaksanakan proyek instalasi jaringan telepon oleh PT telkom, tetapi sungguh sayang, instalasi kabel yang waktu itu telah terpasang banyak yang dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga proyek tersebut berhenti dan tidak dilanjutkan lagi hingga sekarang.
Dari segi pendidikan, di Duren sendiri telah ada beberapa SD negeri yakni SD Negeri Duren 01, 02 dan 03, dan ada pula dua sekolah Mdrasah Ibtidaiyah (MI) swasta yakni MI Miftahul Ulum dan MI Nurul Ulum. Di jenjang pendidikan menengah, saat ini telah dibangun SMP Negeri satu atap di lokasi yang sama dengan SDN 01 dan 02.
Mayoritas penduduk desa Duren bermata pencaharian sebagai petani selaras dengan geografis desa yang banyak terdapat area persawahan dan kebun. Akhir-ini, disamping bersumber pada sektor pertanian, sebagian warga masyarakat desa Duren juga telah mengembangkan sektor wirausaha dan perdagangan, dan tentunya banyak pula yang merantau ke wilayah lain termasuk ke ibukota untuk mendapatkan pekerjaan.
Di wilayah perbatasan antara desa Duren dan desa Susukan juga terlintasi jalur tol Solo-Semarang yang telah secara resmi beroperasi sejak tahun 2018.