Dualimpoe adalah kelurahan di kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Sejarah
Sejarah
Laju’ adalah kampung yang mula-mula didiami oleh penduduk. Pada suatu
ketika penduduk kampung tersebut terkena musibah penyakit (SAI = Bahasa
Bugis), maka masyarakat meninggalkan kampung tersebut atas dorongan
pemimpinnya yang bernama La Tappu Dg. Patekke. Oleh pemimpinnya memilih
bukit yang berhutan bambu yang disebut BULO dan disinilah menetap dan
dinamai kampung BULOE.
Orang
pertama yang memimpin kampung tersebut bernama Guliga. Karena
perkembangan penduduk dan kebijakan pemerintah Kampung BuloE menjadi
lingkungan dengan kepala lingkungan sekarang bernama Barang. Kampung
lain yang didiamo oleh penduduk Laju’ selain BuloE adalah SarasaE.
Perkembangan pembangunan yang pesat menyebabkan semakin luasnya
perkampungan pada bukit-bukit disekitarnya. Penambahan wilayah ini
disebut Maddaung, sehingga kampung ini selanjutnya disebut Lakadaung
yang sekarang dikepalai oleh Khaeruddin. Sedangkan Laju’ dan Sarasae
kini menjadi lahan pertanian (sawah) Pada tahun 1967, Kampung BuloE dan
Lakadaung kemudian dilebur menjadi satu desa yang bernama Desa
Lasitabba. Pemberian nama tersebut berasal dari bahasa hasil kerajinan
tangan penduduk dengan bahan dari bambu (bulo) yang kemudian
menghasilkan lembaran dinding yang bernama Tabba Desa Lasitabba kemudian
dilebur dengan kampung-kampung tetangganya yang ada di Wanua Anabanua,
yaitu Kampung Bolamallimpong, Alausalo, Jongkang, Lompopalia, dan
Cebbia. Peleburan kampung-kampung tersebut melahirkan Desa Anabanua yang
pertama kali dipimpin oleh H. Husaini.
Karena
ada perubahan tata ruang ibu kota Kecamatan Maniangpajo pada tahun 1984,
Desa Anabanua kemudian berubah status menjadi Kelurahan Anabanua. Pada
tahun 1992, dilakukan pemekaran kelurahan. Bolamallimpong dan Alausalo
tetap bergabung pada Kelurahan Anabanua, sedangkan Jongkang, Lompo Palia
dan Cebbia bergabung pada satu Kelurahan Persiapan serta BuloE dan
Lakadaung juga bergabung pada satu Kelurahan Persiapan. Berdasarkan
Peraturan Mendagri No. 4 Tahun 1984, Tanggal 3 Februari 1984 tentang
Kelurahan Persiapan, Kelurahan Persiapan DualimpoE yang kala itu
dikepalai oleh Drs. Andi Ismirar Sentosa mendapat amanah sebagai berikut:
- nama Kelurahan adalah DUALIMPOE, yang berarti kampung BuloE digabung dengan Lakadaung menunjukkan bilangan 2 (dua). Kata LIMPOE berarti tempat domisili.
- Ibu kota Kelurahan baru tersebut berkedudukan di Lingkungan BuloE.
- Para Kepala Lingkungan: Marewangeng di Lingkungan BuloE, dan Sudirman di Lingkungan Lakadaung.
Pada tahun 1994, Kelurahan DualimpoE defenitif menjadi Kelurahan DualimpoE dan Kepala Kelurahan bertuturt-turut sbb:
- Andi Jamerro Andi Sabbu
- Drs. Andi Tengkong
- Andi Rasli Sarampa.
- H. Abdul Rahman P, S.Sos.
- Ilyas Yakub.
- Eka Sapran, S.IP., M.Si
- Andi Makkulawu, S.H.
- Andi Salmani, S.E.
- Indirwan, S.Sos.
- Ir. Andi Randeng
- Andi Salmani, S.E.
Kelurahan DualimpoE dengan luas 22,11 km2 terletak diujung selatan
Kecamatan Maniangpajo yang berbatasan langsung dengan Kecamatan
Tanasitolo disebelah selatan, Kecamatan Majauleng disebelah timur dan
Kecamatan Belawa disebelah barat. Sedangkan disebelah utara berbatasan
dengan Kelurahan Anabanua. Penduduknya lebih dominan berkerja dibidang
pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan). Di Kelurahan
DualimpoE ada 2 (dua) agama besar yaitu Islam yang dominan berdomisi di
Lingkungan Lakadaung dan Hindu Tolotang yang lebih dominan berdomisi di
Lingkungan BuloE. Tempat peribadatan berjumlah 2 (dua) yaitu Masjid
Istiqamah BuloE dan Masjid Nurul Amin Lakadaung. Selain itu, juga
terdapat 5 (lima) sarana pendidikan formal yaitu TK PGRI Maddennuang
Lakadaung, PAUD Melati BuloE, SDN 54 DualimpoE, SDN 216 DualimpoE, dan
SDN 272 DualimpoE.
Nama Lurah
- Drs. Andi Ismirar Sentosa
- Andi Jamerro Andi Sabbu
- Drs. Andi Tengkong
- Andi Rasli Sarampa.
- H. Abdul Rahman P, S.Sos.
- Ilyas Yakub.
- Eka Sapran, S.IP., M.Si
- Andi Makkulawu, S.H.
- Andi Salmani, S.E.
- Indirwan, S.Sos.
- Ir. Andi Randeng
- Andi Salmani, S.E.