Douglas C. Wallace
![]() Douglas Cecil Wallace (lahir pada 6 November 1946) merupakan peneliti genetika dan ahli biologi evolusi di Universitas Pennsylvania dan Rumah Sakit Anak Philadelphia di Pennsylvania.[2][3] Wallace merupakan perintis penggunaan genetika mitokondrial manusia sebagai penanda molekular. KarirWallace mendapatkan gelar sarjana di bidang studi genetika dan biologi di Cornell University, Ithaca, New York pada tahun 1968. Ia melanjutkan studi master di bidang mikrobiologi dan genetika manusia, Universitas Yale, New Haven, Connecticut pada tahun 1972 dan gelar doktor di bidang dan universitas yang sama pada tahun 1975.[2] Disertasinya berjudul Genetika sitoplasma pada kultur jaringan mamalia (Cytoplasmic genetics in mammalian tissue culture cells).[4] Wallace berkarir di Universitas Yale sebagai peneliti postdoktoral hingga memperoleh posisi sebagai Asisten Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, California, pada tahun 1976. Pada tahun 1983, ia diangkat sebagai Profesor (Adjunct Professor) dalam bidang biokimia, antropologi, dan pediatri (genetika) di Universitas Emory, Atlanta, Georgia. Antara tahun 1996 hingga 2002, ia menjabat sebagai Ketua dan Editor Senior Mitochondrial DNA Locus-Specific Database di bawah Organisasi Genom Manusia (HUGO). PenemuanWallace, bersama Allan Wilson, mengembangkan model Eve Mitokondrial dengan meneliti materi genetik yang terdapat di dalam mitokondria, yaitu asam deoksiribonukleat mitokondria (mtDNA).[5] Model ini berangkat dari temuan bahwa mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dari DNA inti sel.[5] Dalam proses pembuahan, ketika sel telur ibu dan sperma ayah bersatu, hanya mitokondria dari sel telur yang menjadi bagian dari embrio yang berkembang, sementara mitokondria dari sperma tidak diwariskan.[5] Dengan demikian, DNA mitokondria hanya diwarisi melalui garis maternal, memungkinkan para peneliti melacak garis keturunan manusia secara eksklusif dari jalur ibu.[5] Penelitian Wallace dan Wilson terhadap mtDNA memungkinkan rekonstruksi pola migrasi manusia purba, termasuk asal-usul populasi modern.[5] Dengan membandingkan variasi mtDNA dari berbagai populasi di dunia, mereka menemukan bahwa semua manusia saat ini dapat ditelusuri ke satu nenek moyang perempuan yang hidup di Afrika sekitar 150.000–200.000 tahun yang lalu. Penemuan ini menjadi dasar bagi hipotesis Out of Africa, yang menyatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika sebelum menyebar ke seluruh dunia.[5] Melalui studi ini, Wallace berperan penting dalam memahami bagaimana genetika mitokondria dapat digunakan untuk menelusuri sejarah evolusi manusia serta pola migrasi nenek moyang kita.[5] References
|
Portal di Ensiklopedia Dunia