Djoko Sanjoto (lahir 27 Oktober 1922) merupakan seorang diplomat asal Indonesia. Djoko dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1922 di Madiun. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 1949, Djoko melanjutkan ke Akademi Dinas Luar Negeri dan lulus dari sana pada tahun 1952. Ia memulai kariernya di Kementerian Luar Negeri pada tahun 1954 sebagai diplomat di Washington.[1]
Djoko bertugas di Washington hingga tahun 1958. Ia berturut-turut bertugas di Budapest dari tahun 1963 hingga 1965, Rangon dari tahun 1965 hingga 1967, Buenos Aires dari tahun 1975 hingga 1977, dan di Brunei Darussalam. Djoko mengakhiri kariernya sebagai pengajar (manggala) di BP-7.[1]
Djoko menikah dengan Herni dan memiliki enam orang anak yang masing-masing bernama Widyatmoko Kukuh S., Widyatmoko Edi S., Widyatmi Sasanti S., Widyantoro Bagyawan S., Widyastuti Bagyawan S., Widyastuti H.S., dan Widyawan Indra S.[1]
Djoko juga berkiprah sebagai pejuang selama masa Revolusi Nasional Indonesia. Ia memperoleh sejumlah tanda jasa seperti Bintang Gerilya, Perang Kemerdekaan I, Perang Kemerdekaan II, Satyalancana GOM I, Satyalancana GOM II, dan Satyalancana Karya Satya.[1]
Referensi
- ^ a b c d Panitia Peringatan 40 Tahun Hari Jadi ADLN (1990). Buku Peringatan Empat Puluh Tahun Hari Jadi Akademi Dinas Luar Negeri. Departemen Luar Negeri. hlm. 24.