Perusahaan ini merupakan salah satu anggota dari The Green Grid dan telah membantu mempelopori konsep rancangan pusat data yang efisien dan hemat energi
[2]
Sejarah
Perusahaan ini dibentuk pada tahun 2004 oleh GI Partners, yang telah memiliki 21 pusat data yang dibeli dari lelang kebangkrutan serta dari perusahaan yang sedang kesusahan, dengan diskon harga sebesar 20–40%.[3]
Pada tanggal 4 November 2004, perusahaan ini resmi menjadi sebuah perusahaan publik dengan melakukan penawaran umum perdana.[4] Pada saat itu, perusahaan ini telah memiliki 23 properti dengan total luas 5,6 juta kaki persegi.[4]
Pada bulan Agustus 2006, perusahaan ini mengakuisisi sebuah properti di Phoenix, Arizona dengan harga $175 juta.[5]
Pada bulan Maret 2007, GI Partners telah menjual semua saham perusahaan ini yang mereka pegang.[3]
Pada bulan Januari 2010, perusahaan ini mengakuisisi 3 pusat data di Massachusetts dan Connecticut dengan harga $375 juta.[6]
Pada bulan Januari 2012, perusahaan ini mengakuisisi sebuah pusat data seluas 334.000 kaki persegi di dekat Bandar Udara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta dengan harga $63 juta melalui skema sewa balik.[7] Perusahaan ini juga mengakuisisi sebuah pusat data di San Francisco dengan harga $85 juta.[8]
Pada bulan Juli 2013, perusahaan ini meningkatkan kapasitas pusat datanya di Chandler, Arizona sebanyak dua kali lipat.[10]
Pada bulan Mei 2015, perusahaan ini menjual sebuah gedung di Philadelphia dengan harga $161 juta. Gedung tersebut dibeli oleh perusahaan ini pada tahun 2005 dengan harga $59 juta.[11]
Pada bulan Oktober 2015, perusahaan ini mengakuisisi Telx dengan harga $1,886 milyar.[12]
Pada bulan November 2015, perusahaan ini membeli tanah seluas 125,9 are di Loudoun County, Virginia dengan harga $43 juta dan mengumumkan rencana untuk membangun sebuah pusat data seluas 2 juta kaki persegi di atas tanah tersebut.[13]
Pada bulan Juli 2016, perusahaan ini mengakuisisi 8 pusat data milik Equinix di Eropa dengan harga $874 juta.[14]
Pada bulan Maret 2017, perusahaan ini mengumumkan ekspansi senilai $22 juta untuk pusat datanya di Atlanta.[15]
Pada tahun 2018, Mahkamah Agung Amerika Serikat mengeluarkan putusan yang menguntungkan perusahaan ini dalam kasus Digital Realty Trust, Inc. v. Somers, di mana Digital Realty memecat seorang pegawai yang telah mengeluh secara internal mengenai penghapusan kendali pengawasan dan penyembunyian pembengkakan biaya. Setelah dipecat, pegawai tersebut menuntut perusahaan ini, dengan menyatakan bahwa ia dilindungi oleh ketentuan pelapor pelanggaran di Dodd-Frank.[18] Namun, Mahkamah Agung berpendapat bahwa sesuai bahasa khusus yang digunakan di Dodd-Frank, maka perlindungan hanya berlaku untuk pelapor pelanggaran yang telah memberi tahu Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat terlebih dahulu.
Pada bulan Desember 2018, perusahaan ini mengakuisisi Ascenty dengan harga $1,8 milyar. Pada saat itu, Ascenty mengoperasikan delapan pusat data di Brazil.[19]
Pada bulan Oktober 2019, Digital Realty mengumumkan akuisisi terhadap sebuah penyedia pusat data asal Eropa, Interxion dengan harga $8,4 milyar untuk “membentuk penyedia pusat data, kolokasi, dan interkoneksi global terkemuka”.[20][21]