Denial of Violence
Denial of Violence: Ottoman Past, Turkish Present and Collective Violence Against the Armenians, 1789–2009 adalah buku yang terbit pada 2015, ditulis oleh seorang sosiolog Turki Fatma Müge Göçek, yang membahas tentang penolakan, pembenaran dan rasionalisasi kekerasan yang didukung oleh negara terhadap orang-orang Armenia di Kekaisaran Utsmaniyah dan Turki sejak abad kedelapan belas hingga abad kedua puluh satu, dengan fokus khusus pada peristiwa genosida Armenia dan penyangkalan terus-menerus di Turki.[1][2][3] Di antara argumen yang terdapat dalam buku tersebut adalah, bahwa genosida Armenia merupakan tindakan kekerasan mendasar yang memungkinkan untuk terbentuknya Republik Turki dan penolakannya yang terus-menerus, merupakan fondasi ideologis negara-bangsa Turki. Buku ini mendapatkan apresiasi yang positif oleh para pengulas buku, karena penelitiannya yang ekstensif dan inovasi metodologisnya, meskipun beberapa mencatat bahwa buku tersebut padat dan tidak mudah dibaca bagi mereka yang tidak akrab dengan topik tersebut. Sejarah publikasiGöçek menghabiskan 12 tahun untuk meneliti dan menulis buku[4] yang diterbitkan oleh Oxford University Press pada tahun 2015.[5] IsiGöçek menganalisis 356 memoar yang ditulis oleh 307 orang penulis, kebanyakan adalah orang-orang Turki, mengenai apa yang mereka katakan tentang kekerasan kolektif anti-Armenia.[6] Göçek tidak memilih karya-karya ini, melainkan "membaca secara sistematis semua buku di Turki yang dicetak dalam bahasa Turki, setelah reformasi aksara Latin tahun 1928 yang berisi tentang ingatan orang-orang mengenai apa yang terjadi di sekitar mereka antara tahun 1789 hingga 2009".[4] Menurut Göçek, pendekatan sistematis ini, membantu peneliti menyelidiki memoar sebagai rujukan, tanpa menjadi sasaran bias yang melekat pada sumber tersebut.[7] Ia terutama menyelidiki cara-cara ketika elit Utsmaniyah dan Turki memahami, merasionalisasi, membenarkan dan menyangkal "budaya kekerasan anti-Armenia mereka sendiri selama dua abad".[8][9] Göçek berpendapat bahwa peristiwa genosida Armenia merupakan tindakan kekerasan mendasar yang memungkinkan pembentukan negara-bangsa Turki dan bahwa penolakannya adalah fondasi ideologis negara tersebut.[8] Ia menganalisis penyangkalan sebagai sebuah proses, ketika setiap peristiwa kekerasan dibangun di atas penyangkalan sebelumnya dan mengarah kepada penyangkalan tambahan.[7] Menurut Göçek, penyangkalan adalah faktor yang melanggengkan kekerasan kolektif selama berabad-abad.[10] Buku ini terdiri dari empat bab yang berisi pendahuluan dan kesimpulan, yakni "Imperial Denial of Origins of Violence, 1789–1907" [Penyangkalan Kekaisaran atas Asal Kekerasan, 1789–1907]. "Young Turk Denial of the Act of Violence, 1908–1918" [Penyangkalan Turki Muda atas Tindakan Kekerasan, 1908–1918], "Early Republican Denial of Actors of Violence, 1919 –1973” [Penyangkalan Awal Republik atas Tokoh Kekerasan, 1919 –1973] dan “Late Republican Denial of Responsibility for Violence, 1974–2009” [Penyangkalan Bekas Republik atas Tanggung Jawab Kekerasan, 1974–2009].[11] Göçek berharap bahwa dokumentasinya tentang kekerasan dalam sumber-sumber Utsmaniyah dan Turki "semoga memungkinkan bagi orang Turki masa kini dapat mengenali apa yang terjadi pada masa lalu mereka, sebagaimana diriwayatkan oleh nenek moyang mereka sendiri".[9] PenerimaanJo Laycock menyatakan bahwa "catatan yang sangat rinci ini bukanlah pengantar yang mudah", Göçek menganggap pengetahuan tentang genosida Armenia itu sendiri, sebagaimana kesediaannya untuk terlibat dengan berbagai pendekatan untuk materinya. Namun, bagi para spesialis, hal tersebut "adalah penyambutan tambahan bagi pengetahuan" dan "canggih secara konseptual dan metodologis".[9] Sossie Kasbarian dan Kerem Öktem menyebut buku tersebut adalah "pengetahuan terbaik" dan "Terobosan kontribusi bagi pengetahuan kita tentang Genosida, penolakannya oleh elit Muslim-Turki dan peran mendasarnya bagi negara-bangsa Turki".[12] Sejarawan Stefan Ihrig mengkritik buku ini, karena terkadang Göçek tidak menantang sumbernya ketika mereka membuat klaim-klaim palsu. Buku ini "menyimpan sebuah cermin untuk penyangkalan resmi" dan pembaca yang tidak akrab dengan narasi resmi Turki, mungkin tidak menghargai pencapaian Göcek. Meskipun "eksperimen Göcek mungkin tidak sepenuhnya sukses", "buku yang dihasilkan memberikan harta karun yang sangat besar bagi para pembacanya dan peneliti pada masa yang akan datang". Menurut Ihrig, dengan tambahan kontekstualisasi dan narasi, setiap bab dalam buku ini dapat menjadi bukunya sendiri.[4] Sosiolog Turki Ateş Altınordu mengapresiasi Göçek dengan "keluasan penelitian yang mengesankan" dan "banyak wawasan orisinal", serta berkontribusi dalam pemberdayaan memoar dalam sosiologi dan sosiologi emosi. Altınordu kritis terhadap kurangnya rincian biografi yang diberikan kepada penulis memoar dalam teks, memaksa pembaca untuk menyelidiki catatan kaki untuk rincian. Ia menyimpulkan bahwa buku ini adalah "studi definitif tentang penyangkalan Genosida Armenia" dan kemungkinan akan tetap demikian "untuk waktu yang lama".[7] Andrekos Varnava mengapresiasi Göçek karena "dia menggunakan kata-kata para pelaku kekerasan kolektif, untuk mendakwa diri mereka sendiri" dan untuk "analisis Göçek yang terampil dan terinspirasi secara teoretis". Namun, ia mengkritik kurangnya perbedaan yang dibuat antara genosida dan pembersihan etnis dan menyatakan bahwa, "para pembaca dapat menunda membaca, karena bab yang panjang dan padat". Namun Varnava menganggap buku ini "harus dibaca" bagi mereka yang tertarik dengan kekerasan dan penyangkalan Turki serta penolakan-penolakan terhadap kekejaman massal lainnya.[6] Keith David Watenpaugh menyatakan bahwa buku ini "sangat luas dan menentang karakterisasi yang mudah: hal ini merupakan bagian dari sejarah, bagian sosiologi dan bagian dari perjalanan seorang intelektual yang benar-benar bijaksana dan terlibat dalam masa lalunya sendiri dan keluarganya".[8] Vicken Cheterian menyatakan bahwa Denial of Violence adalah "sebuah buku yang unik, yang akan membuka perspektif-pespektif baru dalam studi sisi gelap modernisasi nasionalis".[10] Eldad Ben-Aharon menyatakan bahwa, buku ini adalah "monografi luar biasa yang menawarkan sebagian besar interpretasi bernuansa penelitian empiris, untuk mengisi kesenjangan substansial dalam pengetahuan tentang topik ini". Dia menyatakan bahwa "buku istimewa" Göçek harus dibaca oleh para pelajar studi genosida dan khususnya studi pelaku.[1] Buku ini juga dikritik karena kurangnya referensi ke karya-karya terbaru tentang tindakan kekerasan itu sendiri[6][7] dan kesimpulan buku ini dikritik karena moralisasi (pernyataan penilaian baik atau buruk secara moral).[1] Penghargaan“Mary Douglas Prize” tahun 2015 untuk Buku Terbaik oleh Asosiasi Sosiologi Amerika.[13] Referensi
Pustaka lanjutan
Pranala luar
|